BANDUNG INSPIRA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menghadiri Congress of Ministers of Culture of the Islamic World pada Kamis (15/05/2025) di Kazan, Republik Tatarstan, Federasi Rusia. Dalam pidatonya, Fadli menyerukan pentingnya memperkuat peradaban dan identitas budaya Islam melalui kerja sama internasional dan diplomasi budaya, terutama dalam menghadapi berbagai konflik dan krisis kemanusiaan global.
“Kita harus memastikan bahwa tidak ada perang yang menghapus sejarah suatu bangsa, tidak ada pendudukan yang membungkam masa lalu mereka, dan tidak ada tatanan global yang dapat berkembang sambil menghapus budaya yang tidak berdaya,” ujar Fadli.
Fadli menyoroti tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Gaza sebagai bentuk nyata genosida budaya. Berdasarkan laporan UNESCO per April 2025, lebih dari 100 situs budaya di Gaza, termasuk tempat ibadah, bangunan bersejarah, museum, hingga situs arkeologi telah hancur akibat agresi militer Israel.
“Ini adalah penghancuran yang disengaja terhadap ingatan sejarah suatu bangsa sebagai bentuk genosida budaya yang tidak salah lagi,” tegasnya.
Ia mendorong para menteri kebudayaan negara-negara anggota OKI untuk tidak hanya menjadi penjaga warisan budaya, tetapi juga bertindak sebagai pendukung keadilan dan perdamaian.
“Tidak hanya sebagai penjaga warisan, tetapi juga sebagai pendukung keadilan dan agen perdamaian dengan mempromosikan inisiatif diplomasi budaya yang memperkuat suara dan narasi masyarakat yang tertindas,” lanjutnya.
Melalui diplomasi budaya, Fadli mengajak agar warisan budaya Muslim mendapat tempat dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi pascakonflik, serta melawan distorsi dan kesalahpahaman terhadap peradaban Islam.
Fadli juga mengundang seluruh menteri kebudayaan OKI untuk hadir dalam World Culture Forum di Bali, September mendatang. Forum ini digagas sebagai ruang kolaborasi lintas budaya untuk memajukan perdamaian dan pemahaman antarbangsa melalui kekuatan budaya.
Di sela agenda kongres, Fadli Zon turut melakukan pertemuan bilateral dengan Dr. Mohammad Mahdi Imanipour, Presiden Islamic Culture and Relations Organization (ICRO) dari Republik Islam Iran. Keduanya sepakat mempererat kerja sama pelestarian Intangible Cultural Heritage (ICH) dan berbagai ekspresi budaya Islam di tingkat global.
Melalui kolaborasi dan diplomasi budaya yang lebih aktif, Fadli berharap dunia Islam mampu menunjukkan wajah peradaban yang damai, berakar kuat pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberagaman. (Rifqi Sibyan Kamil)**