BANDUNG INSPIRA – Ratusan peserta ikuti kuliah umum nasional dengan tema ‘Transformasi Digital Government Menuju Indonesia Emas 2045’ yang digelar Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan (Unpas) di Aula Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Kampus II Unpas Tamansari, Rabu (4/6/2025).
Hadir Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Dr. Bima Arya Sugiarto, S.Hum., M.A., sebagai narasumber dengan moderator Dini Nadila, S.Sos., M.AP selaku Dosen Prodi Administrasi Publik. Pada kesempatan tersebut, Bima Arya menyampaikan, tema yang diangkat mengenai Transformasi Digital Government Menuju Indonesia Emas 2045 sangat relevan dengan Prodi Administrasi Publik.
“Transformasi digital government menyentuh Artificial Intelligence (AI), yaitu teknologi yang sering kita gunakan,” papar Bima Arya.
Kendati begitu, ia menilai tidak semua orang mampu memanfaatkan teknologi dengan baik. Terlebih, teknologi terus mengalami perkembangan pergantian Kepala Dinas yang terjadi setiap periode membuat proses adaptasi menjadi terhambat, karena setiap pimpinan baru harus kembali diberi pemahaman dari awal mengenai penggunaan teknologi tersebut.
“Jadi tantangan utama dari transformasi digital government selain sumber daya manusia yaitu sustainability atau keberlanjutan,” jelasnya.
Lebih jauh Bima Arya menuturkan, AI dapat merubah cara kerja seseorang. AI juga akan menggantikan cara kerja tetapi tidak bisa merubah cara berpikir. Ketergantungan pada AI akan melemahkan nalar manusia dan kamampuan berpikir krisis.
“Generasi hari Ini jauh lebih cerdas, namun standarnya IQ-nya berubah karena faktor nutrisi dan gizinya. Tapi ada tantangan yang tidak mudah yaitu generasi saat ini akan terjebak dan terlena oleh output dari proses karena sekarang dituntut untuk serba cepat,” imbuhnya.
Karena itu, lanjutnya, Bima Arya menyarankan untuk melatih fokus, konsentrasi, cara berpikir serta memperkuat literasi agar bisa lebih berpikir kritis dan memiliki wawasan yang lebih luas.
Rektor Unpas yang membuka secara resmi kuliah umum ini mengatakan Indonesia saat ini tengah berada dalam fase penting menuju Indonesia Emas 2045 yang dimana bercita-cita menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tata Kelola pemerintahan yang efisien serta pelayanan publik yang berkualitas dan inklusif.
“Salah satu pilar utama untuk mewujudkan visi tersebut adalah transformasi digital dalam bentuk penyelenggaraan pemerintahan atau yang kini kita kenal dengan digital government,” katanya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Prof. Azhar menyampaikan digitalisasi beroperasi bukan sekedar penggunaan teknologi, melainkan perubahan mendasar dalam cara negara hadir untuk rakyat le bih cepat, transparan dan akuntabel.
“Di sinilah peran strategis lulusan Administrasi Publik menjadi sangat penting. Semua adalah calon-calon birokrat, pemimpin dan penggerak perubahan di masa depan,” bebernya.
Rektor Unpas berharap melalui kuliah umum ini para mahasiswa dapat menggali inspirasi, memperluas wawasan dan memahami secara lebih mendalam bagaimana peran teknologi dan kebijakan saling bersinergi dalam membentuk pemerintahan Indonesia yang lebih baik di masa depan.
“Kami di lingkungan Universitas berkomitmen untuk terus mendorong kegiatan akademik yang responsif terhadap isu-isu strategis nasional. Kuliah umum hari ini adalah wujud dari sinergi dari dunia akademik dan praktisi pemerintahan yang kami yakini sangat penting dalam membentuk generasi penerus bangsa yang adaptif, inovatif dan berintegritas,” tandasnya.
Kuliah umum dihadiri Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., Wakil Dekan Belmawabud FISIP Unpas Dr. H. Rasman Sonjaya, S.Sos., M.Si., Wadek Bidang Perencanaan, Keuangan, SDM, dan Sistem Informasi FISIP Unpas Dr. Mira Rosana, M.Pd., Guru besar serta dosen Prodi Administrasi Publik FISIP Unpas, Ketua Prodi Administrasi Publik FISIP Unpas Rizky Ilhami, S.Sos., M.A.P. dan mahasiswa Administrasi Publik FISIP Unpas.**
Sumber Foto : Unpas.ac.id