INTERNASIONALBERITA INSPIRA

Update Terbaru Saham McDonald’s, Starbucks dan Coca-cola Setelah Ramai Aksi Boikot

Foto: elceo.com

BANDUNG INSPIRA – Aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel hingga saat ini masih terus dilakukan oleh masyarakat di penjuru dunia.

Aksi boikot ini telah berdampak pada saham perusahaan. Begitu juga performa bisnis sejumlah brand yang di boikot, mereka mengalami penurunan penjualan yang signifikan sehingga berpengaruh terhadap keuntungan mereka dan berujung pada pengurangan karyawan.

Salah satu brand yang terafiliasi dengan Israel yaitu restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS) McDonald’s (McD). Perusahaan ini cukup tersorot oleh khalayak dan merupakan brand yang pertama mendapatkan seruan boikot.

Restoran cepat saji asal Amerika Serikat ini diketahui memasok makanan gratis kepada tentara Israel (IDF) selama perang berlangsung. Baru-baru ini cabang McDonald’s di Malaysia melakukan serangan hukum terhadap aktivis pro-Palestina dengan tuduhan pencemaran nama baik. Sontak aksi tersebut membuat para aktivis pro-Palestina menyerukan untuk terus mengintensifkan boikot terhadap McDonald’s.

Namun, meskipun kerap mendapat kecaman dan boikot, sejak Oktober 2023 saham McDonald’s belum menunjukkan penurunan yang signifikan meskipun restoran cepat saji tersebut sudah berada di zona merah.

Perusahaan ini mengalami penurunan pada pertengahan Oktober 2023, level terendahnya berada di 246 dolar AS. Namun, kini sahamnya telah stabil kembali meskipun penurunan saham tetap tidak bisa dihindari.

Dilansir dari Finbold, dalam 30 hari terakhir McDonald’s mengalami penurunan sebanyak 1,43%.

“Dalam 30 hari terakhir, saham perusahaan mengalami sedikit penurunan sebesar 1,43% dan hal yang sama juga terjadi pada munggu lalu yakni 2,88% pada hari perdagangan terakhir 1,67% dan pra pasar hari Senin 0,19%,” dikutip dari Finbold pada Rabu (31/1/2024).

Hal serupa juga terjadi dengan perusahaan Starbucks. Perusahaan coffee house asal Amerika Seikat (AS) ini juga mengalami penurunan saham setelah diduga memberikan dukungan terhadap Israel.

Dilansir dari Finbold, secara total Starbucks mengalami penurunan saham 3,34% dalam 30 hari terakhir, 0,93% sejak 1 Januari, dan 1,07% dalam satu minggu terakhir. Namun, stabil kembali pada Jumatdan naik 0,22% di pra-pasar hari Senin (29/1/2024).

“Perusahaan telah mengalami penurunan yang stabil sejak mencapai puncaknya dalam 6 bulan sebesar 107 dolar AS pada pertengahan November dan pada Selasa (30/1/2024) turun kembali menjadi 92,80 dolar AS,” tulis Finbold.

Selanjutnya perusahaan yang banyak mendapat seruan boikot ialah Coca-cola. Perusahaan ini mendapat aksi boikot dari aktivis pro-Palestina karena memiliki pabrik dan beroperasi di Atarot, Yerusalem yang dianggap sebagai pemukiman ilegal oleh kelompok pro-Palestina.

“Dalam 30 hari terakhir, saham minuman ringan naik 0,75%. Perusahaan telah berada pada lintasan yang sedikit menurun sejak 1 Januari dan berada 0,75% di zona merah tahun ini. Dalam seminggu terakhir, saham KO juga turun 0,60% tetapi pada hari Jumat, hari perdagangan terakhir, saham KO ditutup 0,35% di zona hijau pada 59,37 dolar AS,” tulis Finbold. (Tina)**

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.