BANDUNG INSPIRA – Brand kopi asal Jawa Barat, Jabarano Coffee, terus memperluas sayap bisnisnya ke pasar nasional dan internasional. Saat ini, Jabarano telah memiliki enam outlet di Bandung, serta ekspansi domestik ke Ubud, Bali. Ubud dipilih dengan melihat peluang pariwisata yang ada dengan banyaknya pengunjung asing dari berbagai mancanegara. Rencananya, pengembangan outlet juga akan dilakukan ke beberapa wilayah Kabupaten Bandung yang dinilai potensial, seperti Kabupaten Bandung Barat dan Jatinangor, serta sedang dalam proses negosiasi untuk ekspansi ke Jakarta.
Di kancah global, Jabarano menunjukkan perkembangan yang mengesankan. Mereka baru saja membuka outlet di Seoul, Korea Selatan yang terletak di kawasan strategis Hongdae. Menariknya, 90% konsumennya adalah warga lokal Korea, sebuah capaian yang melampaui ekspektasi. Jabarano juga telah berkolaborasi dengan “Sayang Indonesisk Cuisine CPH” di Copenhagen, Denmark. Kopi roasted dari Indonesia disuplai langsung untuk konsumsi restoran mereka. Selain itu, perencanaan pembangunan outlet di Budapest dan Madinah sedang dalam proses.
“Sekarang di Kota Bandung tuh ada enam. Kita udah jalan juga di Ubud dan Seoul. Kita juga berkolaborasi dengan Sayang Indonesisk Cuisine di Copenhagen. Insyaallah di Madinah kita mulai trial opening di minggu depan. Sementara, di Budapest lagi dalam tahap pembangunan sekitar 80%,” jelas Arnold Dharmmadhyaksa, CEO Jabarano Coffee.
Ekspansi internasional ini tidak hanya fokus pada pembukaan outlet, tetapi juga menyesuaikan dengan kultur dan regulasi lokal. Jabarano Coffee cabang Seoul hanya menjual kopi dan pastry karena kebiasaan masyarakat Korea yang memisahkan tempat makan dan tempat ngopi. Diketahui, pasokan ayam halal untuk ricebowl mereka didapat dari masjid lokal. Hal ini dilakukan untuk menjaga prinsip kehalalan produk.
Tak hanya menghadirkan kopi, Jabarano juga terus melakukan inovasi menu. Setelah meluncurkan menu baru yang berkolaborasi dengan Sei Sapi Lamalera, Jabarano siap meluncurkan menu-menu baru lainnya secara bertahap.
Di sisi operasional, mereka mengandalkan tenaga kerja lokal dan mengikuti regulasi ketat, termasuk kewajiban asuransi bagi semua pekerja. Dari sisi produksi, Jabarano tetap mempertahankan kontrol kualitas. Pengendalian mutu juga diterapkan dalam rekrutmen dan pelatihan karyawan. Setiap calon pegawai harus melewati psikotes, pelatihan intensif 10 hari, dan masa percobaan tiga bulan. Fokus utama bukan hanya kualitas produk, tetapi juga pelayanan pelanggan. Jabarano ingin tetap mengutamakan pelayanan karena dianggap sebagai wajah utama brand di lapangan.
“Kalau yang namanya produk, semua orang bisa jual yang sama. Jadi poin itu (pelayanan) dulu yang kita bentuk di awal karena itu poin utama, sisanya baru produk,” ujarnya.
Langkah ekspansi mereka dirancang hati-hati. Dengan melakukan observasi kondisi ekonomi dan target pemasaran, Jabarano akan terus mengembangkan sayapnya sesuai slogan Jabarano Mendunia. Pertumbuhan outlet yang kini mencapai 11 titik di berbagai negara dan kota, Jabarano menunjukkan komitmennya dalam membawa kopi asal Jawa Barat menjadi pemain global dengan rasa lokal yang kuat. (Deyvanes Nuruwe)**