BANDUNG INSPIRA – Ribuan siswi dari 68 Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar dari Kota Bandung dan sekitarnya mengikuti turnamen sepak bola putri ‘MilkLife Soccer Challenge – Bandung Series 2 2024‘ yang diadakan selama lima hari mulai Rabu (9/10) hingga Minggu (13/10). Kompetisi kedua ini meningkat hampir tiga kali lipat dibanding gelaran pertama yang diselenggarakan pada Juni lalu.
Sebanyak 1.564 siswi bertanding dalam turnamen sepak bola putri yang diinisiasi oleh MilkLife dan Bakti Olahraga Djarum Foundation tersebut.
Dalam turnamen yang diselenggarakan di Stadion Siliwangi dan Stadion Sidolig ini, para peserta terbagi dalam 141 tim yang terdiri dari 94 tim Kelompok Usia (KU) 12 dan 47 tim KU 10. Hal ini meningkat pesat dibanding seri pertama yang kala itu diikuti oleh 538 siswi dari 22 MI dan SD dan terbagi menjadi 32 tim KU 12 dan 14 tim KU 10.
Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono mengungkapkan, tingginya partisipasi peserta di MilkLife Soccer Challenge – Bandung Series 2 2024 selaras dengan kuatnya kecintaan masyarakat Jawa Barat, khususnya Kota Bandung dan sekitarnya terhadap cabang olahraga sepak bola. Tak hanya di sektor putra, sepak bola putri juga memiliki kilau prestasi tersendiri.
Terbaru, tim sepak bola putri Jawa Barat sukses meraih podium tertinggi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara Tahun 2024 beberapa waktu lalu.
“Jawa Barat, termasuk Kota Bandung dan sekitarnya menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi pesepakbola putri sangat besar,” tutur Teddy Tjahjono.
Menurutnya, selain juara di PON kemarin, pihaknya melihat bahwa Kota Bandung menyuplai banyak pemain di Timnas.
“Sehingga, kami optimistis melalui penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge yang diadakan dua kali dalam satu tahun di Bandung, bisa memutar ekosistem sepak bola putri dan melahirkan bibit unggul yang akan memperkuat timnas putri Indonesia di masa mendatang,” ucapnya.
Teddy yang memiliki pengalaman bidang sepak bola cukup panjang di Bandung menuturkan, rutinnya penyelenggaraan kompetisi dan turnamen, khususnya di level usia dini berbanding lurus dengan berputarnya roda ekosistem sehingga kelak melahirkan atlet-atlet tangguh di masa depan.
“Hal yang selalu ditunggu masyarakat dan stakeholder adalah turnamen. Dan ketika berbicara tentang orientasi menjadikan Indonesia digdaya di cabang sepak bola putri di masa depan, tentunya usia dini menjadi target utama,” papar Teddy Tjahjono.
Dengan bergulirnya MilkLife Soccer Challenge ini, lanjutnya, diharapkan para putri bisa mengasah minat dan bakatnya mengolah bola di lapangan.
“Kegiatan ini juga menjadi salah satu pendorong agar sekolah sepak bola (SSB) mulai membuka kelas putri, sehingga bakat yang muncul semakin terasah agar visi tim sepak bola putri Indonesia berjaya di panggung dunia akan segera terwujud,” kata Teddy.
Senada dengan hal tersebut, Brand Manager MilkLife Adrian Tan menyebut peningkatan animo peserta dalam penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge – Bandung Series 2 2024 selaras dengan harapan MilkLife agar semakin banyak anak-anak Indonesia aktif berolahraga sehingga menjadi generasi yang sehat dan tangguh di masa mendatang.
“MilkLife menyambut gembira peningkatan peserta yang sangat tinggi dalam penyelenggaraan Series 2 di Bandung. Ini menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia memerlukan wadah untuk menyalurkan bakat mereka, terutama di bidang olahraga. Dengan menjalani olahraga sepak bola secara rutin, didukung dengan mengonsumsi nutrisi seperti susu, diharapkan generasi masa depan dapat menyongsong cita-cita mereka dengan lebih tangguh dan #BeraniCetakGol,” ucap Adrian.
Demi meningkatkan kualitas para peserta, penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge kini mengadopsi sistem turnamen 64 tim. Dengan sistem ini, setiap kelompok usia akan berisikan 64 tim terbaik yang berasal dari 32 tim yang sudah pernah lolos ke babak gugur seri sebelumnya dan 32 tim yang lolos babak kualifikasi. Diharapkan dengan sistem pertandingan tersebut dapat mengakomodir sebanyak mungkin tim yang ingin berpartisipasi dalam MilkLife Soccer Challenge.
Tak hanya memberikan wahana unjuk kebolehan di lapangan hijau, di setiap kota penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge juga diterjunkan tim talent scouting yang bertugas memantau bakat-bakat para peserta. Tidak hanya penguasaan teknik dasar bermain bola, penilaian tim talent scouting juga akan berfokus pada atletisme, postur, agility, kepercayaan diri, kerja sama tim, konsistensi dan pantang menyerah.
Coach Asep Sunarya selaku Tim Talent Scouting MilkLife Soccer Challenge menyebutkan, hingga Sabtu (12/10), tercatat 20 peserta mencuri perhatian tim pencari bakat berkat aksi-aksi memukaunya di lapangan hijau.
“Kami sangat senang di MilkLife Soccer Challenge – Bandung Series 2 ini para pesertanya memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih bagus. Kami banyak menemukan talenta-talenta baru dari para putri Bandung, karena para guru yang melatih siswi dengan baik. Bahkan mereka juga melibatkan para pelatih sekolah sepak bola (SSB) untuk ikut melatih para putri di sekolah,” ujar Asep.
Para peserta yang terpilih oleh tim pencari bakat ini akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti MilkLife Soccer Extra Training, program pelatihan khusus dengan target peningkatan kemampuan dasar bermain sepak bola dan akan diarahkan oleh Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann yang telah memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007.
Selanjutnya, para peserta yang telah menjalani pelatihan tersebut akan membentuk satu tim yang akan berlaga di ajang MilkLife Challenge All-Stars KU 12 di SuperSoccer Arena Kudus pada awal tahun 2025 mendatang.
Salah satu peserta MilkLife Soccer Challenge yang sangat antusias mengikuti turnamen sepak bola putri usia dini ini adalah Amanda Fitriani yang memperkuat lini tengah tim KU 12 SDN 073 Pajagalan A.
Amanda merupakan salah satu peserta berbakat yang masuk radar tim talent scouting MilkLife Soccer Challenge.
Siswi yang mengidolakan Claudia Scheunemann itu menyukai dunia sepak bola sejak duduk di bangku kelas 1 SD.
Dia mendapatkan dukungan penuh dari orang tua untuk bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) mulai tahun 2021. Bahkan demi mengikuti MilkLife Soccer Challenge – Bandung Series 2 2024, Amanda rela berpindah sekolah dari SDN 079 Pajagalan ke SDN 073 Pajagalan.
“Sayang banget kemarin di series 1 sekolah lamaku tidak mengirimkan tim. Lalu aku meminta pindah sekolah saat kenaikan kelas atas saran pelatih SSB agar bisa bertanding di MilkLife Soccer Challenge. Akhirnya keinginanku bisa terwujud untuk bisa ikut turnamen sepak bola putri,” Amanda bercerita.
Amanda sangat bersyukur bisa ikut ambil bagian dalam pertumbuhan ekosistem sepak bola putri. Apalagi dengan jumlah peserta yang banyak, membuat pertandingan berjalan lebih kompetitif.
“Aku seneng banget, tim kami sangat bersemangat buat ikut MilkLife Soccer Challenge. Kekompakan dan dukungan suporter itu membuat kami tambah semangat untuk bisa menang terus,” ucap siswi yang bercita-cita sebagai pesepakbola putri profesional itu.
Hingga Sabtu (12/10), Amanda masuk dalam jajaran teratas pencetak gol terbanyak.
Hal senada juga diungkapkan Riyanti Saffana Suryani yang menjadi kandidat kuat top scorer di sektor KU 12. Hingga Sabtu (12/10), Riyanti berhasil mengemas …. gol sejak hari pertama bertanding. Siswi SDN 129 Rancasawo Margasari itu mengaku antusias saat mengetahui sekolahnya ikut ambil bagian dalam turnamen sepak bola putri usia dini.
“Ini pertama kali aku ikut turnamen sepak bola putri, rasanya bahagia banget akhirnya bisa beneran ikut dalam pertandingan. Sewaktu sekolah mengumumkan ada MilkLife Soccer Challenge aku langsung mendaftar soalnya cita-citaku ingin jadi pemain timnas putri Indonesia,” ucap siswi yang mengidolakan pemain timnas putri Indonesia, Mayzura Yusuf itu.**