BANDUNG INSPIRA – Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, meninjau langsung pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 101 Sukakarya pada Kamis (15/05/2025). Kunjungan ini bertujuan memastikan distribusi makanan bergizi kepada para siswa berjalan baik sekaligus meninjau proses penyediaan makanan yang melibatkan warga binaan dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin.
Dalam kesempatan itu, Erwin mengaku bangga dan bahagia melihat antusiasme siswa terhadap makanan yang disediakan.
“Anak-anak tadi saya tanya semua, menikmati makanan ini. Sudah bergizi, enak pula. Bahkan mereka minta tambah,” ujar Erwin.
Diketahui, sekitar 47 lebih narapidana pria dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin menjadi tenaga dapur dalam pelaksanaan program MBG ini. Menurut Erwin, selain memberi asupan gizi bagi anak, program ini juga berdampak sosial positif dengan memberdayakan para narapidana.
“Yang memasaknya ini adalah para napi di Lapas Sukamiskin. Para napi ini dilatih untuk menjadi seorang koki yang baik. Jadi, insya Allah di saat mereka sudah lepas dari tahanan, di masyarakat bisa punya keahlian,” jelasnya.
Kegiatan peninjauan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat dan perwakilan dari lembaga terkait, antara lain perwakilan Kantor Staf Presiden, Badan Gizi Nasional, Puskesmas, Dinas Pendidikan, Diskominfo, serta Camat setempat. Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan kuatnya komitmen berbagai pihak dalam mendukung program prioritas nasional tersebut.
“Pemkot Bandung mensupport sekali kegiatan ini. Apapun yang diperlukan untuk program MBG ini kami akan support habis semuanya,” katanya.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, yang turut mendampingi kunjungan, memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai skema program MBG. Diketahui, program MBG sebagai bagian dari program quick win Presiden Prabowo saat ini telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Adita juga menegaskan bahwa seluruh proses pelaksanaan MBG mulai dari pengadaan bahan makanan persiapan hingga distribusi dilakukan dengan standar yang sudah ditentukan.
“Tadi kami sudah melihat langsung, ahli gizi juga sudah memastikan, sejak dari pasar membeli bahan mentah, bahan baku, sudah ada standar quality controlnya. Sampai dikirimkan ke penerima manfaat di sekolah ini pun juga sudah ada SOP dan QC-nya,” jelas Adita. (Deyvanes Nuruwe)**