BERITA INSPIRABERITA INSPIRA TVHEADLINE NEWS

Budaya Tergerus Jaman, Forum Ngadandanan Bandung Gelar FGD Angkat Isu Budaya

BANDUNG INSPIRA – Seni budaya merupakan suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih maju. Namun seiring berkembangnya jaman, seni budaya mulai redup dan tergeser oleh budaya luar. Melihat fenomena tersebut, Forum Ngadandanan Bandung menggelar diskusi terbuka bersama sejumlah narasumber yang konsen membahas seni budaya.

Kabid Produk Budaya & Kesenian Disbudpar Kota Bandung, Ratnarahayu Pitriyati, S.STP., M.Si menuturkan bahwa saat ini terjadi penjajahan budaya luar yang deras masuk ke Indonesia, termasuk Kota Bandung.

“Berbicara soal budaya, saat ini kita dijajah dalam hal budaya. Anak remaja justru senangnya K-Pop, padahal sanggar seni ada sebanyak 1.008 di Kota Bandung,” kata Ratnarahayu, Rabu (3/4/2024).

Ratnarahayu mencontohkan, salah satu budaya yang tergerus jaman ialah budaya manuskrip yang sudah susah ditemukan sejarahnya.

“Kita mengalami gempuran budaya luar, di Kota Bandung sekarang ini nuansa Sunda tidak terasa di setiap lokasi yang ada di Kota Bandung. Jika kita bandingkan, sangat berbeda dengan Bali yang selalu kental akan nuansa gamelan Bali yang kuat,” ujarnya.

Dikatakan Ratnarahayu, Disbudpar akan kembali menggerakan Seni budaya khas, semisal Benjang, Reak, Engklek, aneka permainan tradisional dan lain-lain. Kita harus paham bahwa budaya adalah unsur fundamental manusia.

“Disbudpar sudah rutin mengadakan anugerah budaya dan anugerah cagar budaya, dan itu harus didaftarkan menjadi kekayaan Kota Bandung. Kami juga sudah mengajak sanggar lingkung seni untuk memiliki media sosial aktif untuk menarik wisatawan ke Kota Bandung. Para seniman harus mau berkolaborasi untuk terus bersinar dan berkiprah,” bebernya.

Sementara itu, Pembinan Forum Ngadandanan Bandung, Dandan Riza Wardana sepakat untuk memunculkan seni budaya dalam tiap kegiatan.

“Saya sepakat untuk kembali mengeksiskan budaya, tentu kita harus pro aktif menggelar kegiatan yang melibatkan seni budaya,” ujar Dandan.

Menurut Dandan, penyelenggaraan festival harus sering dilakukan agar seni budaya kembali bergairah dan hidup.

“Masyarakat harus terus diasah ingatannya terkait kebudayaan. Sanggar-sanggar seni pun harus kreatif dan mencari peluang untuk bisa tampil,” kata Dandan.

Oleh karenanya, kata dia, diskusi terkait budaya ini penting dilakukan untuk menampung aspirasi ide gagasan yang nantinya bisa menghidupkan kembali budaya dan kebudayaan di Kota Bandung.

“Saya sepakat dengan apa yang disampaikan bahwasanya derasnya budaya luar yang masuk itu sulit dibendung. Akan tetapi kita sebagai warga masyarakat yang menjunjung tinggi nilai budaya harus fokus menghidupkan kembali nilai-nilai dan praktik budaya,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Taufik Hidayat Udjo yang juga pengelola Saung Angklung Udjo menyebut Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi atau PUTRI ini sebetulnya sudah ada sejak 1977.

“Namun mati suri dan sekarang mulai dihidupkan lagi. Nah berbicara budaya, kami fokus pengembangan pariwisata, dukungan terhadap industri kreatif, kolaborasi dengan komunitas lokal. Pandangan saya saat ini, Pemerintah tidak sungguh-sungguh peduli terhadap budaya, karena nyatanya lebih peduli proyek,” kata Taufik Udjo.

Menurutnya, masyarakat jangan sampai lupa bahwa budaya berkaitan erat dengan lingkungan.

“Nah kami dalam menjaga budaya terus mengembangkan agro wisata dan konservasi serta pemberdayaan, namun tetap kita harus selalu menjaga alam. Contoh budaya yang terjaga salah satunya kesenian angklung yang kini sudah mendunia,” bebernya.

Dalam diskusi ini, dihadiri juga Muhammad Rizaldi, perwakilan dari media massa yang menjadi bagian penting dalam jembatan publikasi kebudayaan.

Kita tidak bisa bergerak sendiri, harus ada media sebagai jembatan publikasinya. Namun banyak tantangan dalam hal promosi budaya akibat serangan konten-konten tidak mendidik dan tidak menjual, yang jauh dari isu budaya. Justru malah menjual isu budaya asing. Konten kreator sekarang cenderung mengangkat budaya luar,” ujarnya.

Forum Ngadandanan Bandung akan rutin melakukan FGD, membahas isu-isu strategis untuk kemajuan Kota Bandung. (Boby Roska)**

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.