KOTA BANDUNG INSPIRA – Badminton merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki banyak peminatnya.
Olaharaga ini dapat dimainkan baik di dalam maupun ruangan, dengan jumlah pemain dua sampai empat orang pemain.
Secara umum, teknik permainan badminton terdiri dari gerakan menangkis bulu angsa yang telah dirangkai sedemikian rupa yang seringkali disebut dengan cock.
Sejarah Olahraga Badminton
Bulu tangkis atau secara universal disebut badminton merupakan cabang olahraga yang bermula dari permainan dari negara India yang dinamakan Poona. Permainan tersebut sudah ada di India sejak tahun 1870-an.
Saat itu, orang-orang India memainkan Poona dengan menggunakkan penepak yang terbuat dari kayu, bukan menggunakan raket modern seperti sekarang ini.
Kemudian, para perwira Inggris membawa permainan tersebut ke negaranya, dan mulai dimainkan pertama kalinya pada abad ke-17. Olahraga ini mulai dikenal dan menyebar ke kalangan masyarakat pada abad ke-19.
Bentuk ketenaran olahraga badminton sendiri ditandai dengan didirikannya International Badminton Federation (IBF) pada 5 Juli 1934 yang diketuai oleh Sir George Thomas yang berasal dari Inggris. Organisasi ini diikuti oleh sejumlah negara dunia seperti Denmark, Perancis, Netherland, Wales, Selandia Baru, Irlandia dan Inggris.
Selanjutnya, pada tahun 1949 mulai diadakan pertandingan badminton beregu putra dalam rangka memperebutkan piala dari Sir George Thomas, yang sekarang dikenal sebagai Thomas Cup.
Baca juga: Demi Ungkap Sejarah, Jabar Siap Bantu Terjemahkan Kitab Babad Padjajaran
Lalu, pada 1957 mulai diadakan kejuaraan badminton untuk putri untuk memperebutkan piala dari Ny. Betty Uber, yang kemudian dikenal sebagai Uber Cup.
Kejuaraan badminton Thomas Cup dan Uber Cup diselenggarakan setiap tiga tahun sekali.
Di Indonesia, olahraga badminton sendiri mulai berkembang pada 5 Mei 1951, ditandai dengan dibentuknya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Melalui Olahraga ini Indonesia mampu melahirkan atlet-atlet yang berprestasi, diantaranya Taufik Hidayat, Susi Susanti, dan lain-lain.
- Pipit Nur Aisyah
Sumber: Kompas