JAKARTA INSPIRA,- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax bakal naik. Kenaikan tersebut dipicu oleh melonjaknya harga minyak mentah dunia yang telah menembus US$100 per barel.
Ia mengungkapkan bahan bakar RON 92 PT Pertamina itu tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sementara, Pertalite mendapatkan subsidi tersebut.
“Pemerintah sudah putuskan, Pertalite jadi subsidi, Pertamax tidak. Jadi kalau Pertamax naik mohon maaf. Pertalite subsidi,” ungkap Erick dalam Kuliah Umum: Milenial dan Digital Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, dikutip Rabu (30/3).
Dalam beberapa waktu terakhir, minyak mentah dunia memang meningkat tajam usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina sejak Kamis (24/2) lalu. Oleh karena itu, minyak mentah Indonesia alias Indonesia crude price juga ikut terpengaruh.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan batas atas harga jual jenis BBM RON 92 di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) per Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter.
Sebagai perbandingan, harga Pertamax terbilang murah dibandingkan negara negara tetangga di Asia Tenggara. Menurut Global Petrol Prices, BBM nonsubsidi di beberapa negara di ASEAN masih lebih mahal.
Mulai dari Singapura sebesar Rp30.800 per liter, Laos sebesar Rp23.300 per liter, Thailand sebesar Rp20.300 per liter, dan Vietnam dihargai sebesar Rp19.000 per liter.
Kemudian, BBM nonsubsidi di Filipina Rp18.900 per liter, sementara Kamboja dan Myanmar sebesar Rp16.600 per liter.