BANDUNG INSPIRA – Rasa syukur kepada Allah SWT tidak hanya diwujudkan melalui ucapan, tetapi juga tercermin dalam tindakan nyata. Salah satu bentuk implementasi syukur adalah dengan menjaga konsistensi dalam menjalankan kewajiban ibadah, mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya, serta menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim dengan hati yang ikhlas dan penuh kegembiraan.
Contoh keteladanan terbaik ditunjukkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Meskipun beliau telah dijamin pengampunan atas dosa-dosanya, Rasulullah tetap meningkatkan kualitas ibadahnya. Salah satu yang beliau tekuni adalah salat malam (qiyamul lail), hingga telapak kakinya pecah-pecah karena lamanya berdiri dalam salat. Ketika Aisyah RA bertanya mengapa beliau masih begitu bersungguh-sungguh dalam beribadah, Rasulullah menjawab:
اَفَلاَ اَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا. رواه البخارى
Artinya: “Bukankah aku ini hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari)
Pernyataan Rasulullah ini mengajarkan bahwa rasa syukur sejati mendorong seseorang untuk mempersembahkan yang terbaik kepada Allah, bukan karena Allah membutuhkan ibadah kita, tetapi sebagai wujud penghambaan yang tulus. Allah SWT adalah Dzat yang Maha Kaya, Maha Terpuji, dan tidak bergantung pada makhluk-Nya. Akan tetapi, syariat bersyukur ditetapkan Allah justru demi kebaikan manusia itu sendiri.
Allah menjanjikan bahwa rasa syukur akan membawa keberkahan dan bertambahnya nikmat.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(Q.S. Ibrahim: 7)
Setidaknya ada beberapa alasan penting mengapa setiap Muslim harus senantiasa bersyukur, yaitu:
1. Menumbuhkan Pikiran dan Perasaan Positif
Syukur mampu menciptakan suasana hati yang lebih tenang dan damai. Ketika seseorang bersyukur, ia cenderung melihat setiap kejadian dari sudut pandang yang positif. Bahkan dalam kondisi sulit sekalipun, rasa syukur membantu kita mengatasi perasaan sedih, kecewa, atau marah dengan sugesti-sugesti yang menenangkan.
2. Menghindari Diri dari Penyakit Hati
Bersyukur juga menjadi tameng dari berbagai sifat negatif seperti iri, dengki, dan takabur. Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah karunia Allah, seorang hamba akan lebih fokus memperbaiki diri daripada membandingkan nasibnya dengan orang lain.
3. Jalan Menuju Tambahan Nikmat dan Ridha Allah
Allah telah menjanjikan bahwa siapa yang bersyukur, nikmatnya akan ditambah, amalnya akan diridhai, dan pada akhirnya akan dibalas dengan surga. Sebaliknya, kekufuran terhadap nikmat dapat menyebabkan nikmat dicabut dan mendatangkan azab.
Syukur bukan sekadar ungkapan, tapi sebuah sikap hidup yang harus ditanamkan dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan.(Rifqi/Septia)**