BANDUNG INSPIRA – Wali Kota Bandung terpilih, M. Farhan menegaskan salah satu upaya untuk untuk memperkenalkan Kota Bandung lebih mendunia adalah dengan sport tourism. Sebab Sport tourism ini bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pariwisata di kota-kota besar di Indonesia bahkan di dunia.
Hal tersebut diungkapkan Farhan dalam acara Launching Jurnalis Lifestyle Bisnis (JLB) dan Bincang Media “Membangun Ekosistem Sport Tourism di Bandung: dari Lokal hingga Mendunia” di Hotel Ibis Bandung Pasteur, Kota Bandung, Selasa (4/2/2025).
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, Kepala Badan Pariwisata Kota Bandung yang juga Ketua Riung Priangan, Arief Bonafianto, General Manager Hotel ibis Bandung Pasteur, Ika Florentina, dan PR Eiger Adventure, Shulhan Syamsur Rijal.
“Ada 3 alasan hal ini bisa terjadi. Pertama sport tourism bisa menggabungkan antara kegiatan hobi, prestasi dengan kegiatan perekonomian yang sangat besar di tempat event itu digelar,” kata Farhan.
Kedua, katanya Sport tourism tidak hanya melibatkan atlet tapi para wisatawan pun bisa ikut aktif terlibat dan bergerak dalam kegiatan olahraga tersebut. Ketiga, sport tourism juga bisa menjadi branding yang luar biasa bagi sebuah kota atau tempat tersebut.
Ia menyebutkan sport tourism sudah dicontohkan sejak sejak Piala Dunia pada tahun 1990-an. Dengan event tersebut akhirnya dunia terbelalak karena dampaknya yang sangat luar biasa. Penontonnya begitu banyak dan hal ini berdampak pada sektor lain, termasuk ekonomi.
Contoh lainnya, kata Farhan adalah event World Marathon Majors (WMM) yang diselenggarakan di Tokyo, Berlin, London, Boston, Chicago, dan New York. Ke-6 kota ini menjadi terkenal bagi mereka yang hobi lari jarak jauh juga wisatawan lainnya. Ratusan ribu datang ke kota tersebut dan melakukan aktivitas lain, seperti membawa brand fesyen dan lainnya.
“Akhirnya dari kegiatan olahraga ini membuat banyak orang terbuka lebar. Bagaimana sebetulnya sport tourism bisa menjadi sebuah alasan bagaimana kita bisa menggerakkan sebuah sektor ekonomi yang sangat besar,” tegas Farhan.
Tahun ini Kota Bandung akan menggelar event lari terbesar. Dapat digambarkan event lari yang dihadiri ratusan ribu orang itu akan melibatkan banyak industri. Misalnya industri perbankan, di mana melalui event tersebut ada sistem pembayaran online.
“Lalu ada industri periklanan di mana media bisa terlibat di situ, ada industri digital melalui sosial media-nya. Kemudian industri perhotelan dengan MICE-nya di situ bisa terlbiat. Akhirnya, semua sektor terlibat melalui event olahraga,” ujarnya.
Dikatakan, apakah Bandung terkenal dengan sport tourism? menurut Farhan Bandung sangat bisa terkenal dengan agenda sport tourismnya. Asalkan, pemerintah dan pihak terlibat harus melakukan pembenahan. Pemerintah kota sebagai tuan rumah harus melakukan banyak sekali pembedahan.
“Bagiamana memikirkan cara menghindarkan risiko terjadinya kecelakaan, mengatasi kemacetan, memberi kenyamanan bagi peserta, dll.,” tegasnya.
Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung (BPPKB) dan Ketua Riung Priangan, Arief Bonafianto mengatakan, Bandung membutuhkan terobosan baru untuk membangun ekosistem pariwisata yang berkelanjutan. Inovasi ini menjadi kunci agar Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tersebut tetap dilirik oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
“Konsep Sport Tourism ini diangkat sebagai respons terhadap tren global dan kebutuhan wisatawan yang semakin mencari pengalaman wisata berbasis olahraga. Bandung dipandang sebagai kota yang memiliki potensi besar untuk pengembangan sport tourism, mengingat kondisi alamnya yang mendukung, cuaca yang sejuk, serta infrastruktur yang mulai berkembang,” ujar Arief.
Arief juga menjelaskan bahwa Bandung memiliki suasana perkotaan yang cocok untuk diberi label sebagai kota yang berbasis olahraga karena didukung iklimnya yang sejuk.
“Jika kita melihat ke belakang, masa pandemi telah meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga, salah satunya adalah tren bersepeda yang sempat melonjak dengan harga sepeda premium seperti Brompton yang meroket. Kami ingin mengarahkan tren ini ke dalam bentuk pariwisata berkelanjutan dengan memanfaatkan kelebihan dari cuacanya yang sejuk” tambah Arif.
Untuk mendukung visi tersebut, Kota Bandung akan dibagi menjadi enam sektor wisata utama yang masing-masing memiliki karakteristik unik. Bandung Central Area akan menjadi pusat urban tourism dengan berbagai atraksi modern di pusat kota. Bandung Musik Area difokuskan sebagai tempat berkumpulnya para musisi dan menjadi pusat festival musik, yang semakin memperkuat citra Bandung sebagai kota kreatif.
Di sisi lain, Bandung Etnik Area akan menonjolkan keanekaragaman budaya dan warisan sejarah, menawarkan pengalaman wisata yang lebih autentik. Pengaruh budaya Asia Timur juga akan terasa di Bandung Asia Timur Area, di mana wisatawan dapat menikmati berbagai kuliner khas serta gaya hidup yang terinspirasi dari Jepang, Korea, dan Tiongkok.
Sementara itu, Bandung Muslim Area akan menjadi pusat wisata berbasis keislaman dengan berbagai destinasi religi, kuliner halal, serta pusat edukasi Islam yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebagai bagian dari inisiatif sport tourism, Bandung Sport Touring Area dikembangkan sebagai destinasi utama bagi para penggemar olahraga, terutama lari dan bersepeda, dengan jalur khusus serta fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut.
Sementara itu, General Manager Hotel ibis Bandung Pasteur, Ika Florentina, mengatakan sport tourism merupakan sektor yang sangat potensial untuk terus dikembangkan di Bandung. Hal ini pun berpengaruh pada bisnis hospitality.
“Sport tourism ini sangat seksi untuk diangkat. Hampir setiap minggu ada event lari di Bandung, dan ini sangat mempengaruhi bisnis hospitality,” ujarnya.
Ia mengungkapkan kehadiran event-event sport tourism mampu meningkatkan okupansi hotel, karena menarik peserta dari dalam maupun luar negeri.
“Dampaknya bagi bisnis hospitality luar biasa, karena event-event ini melibatkan banyak orang dan bersifat kolosal. Tapi yang harus kita garap adalah length of stay mereka. Jangan sampai mereka datang hanya Jumat, Sabtu, dan Minggu lalu langsung pulang. Kita sebagai pelaku industri perhotelan harus menyediakan paket menarik agar wisatawan betah lebih lama,” tambahnya.
Ika juga mengapresiasi perhatian Wali Kota Bandung terhadap pengembangan sport tourism. “Saat bertemu dengan Wali Kota, ada pencerahan besar karena beliau sangat konsen terhadap sport tourism dan ingin membangun branding Bandung sebagai kota yang siap menyelenggarakan event-event berskala besar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ika menegaskan bahwa kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat diperlukan agar sport tourism bisa berkembang secara berkelanjutan. Ia mendorong adanya forum diskusi rutin seperti coffee morning antara stakeholder pariwisata untuk menyamakan visi dan misi.
“Bandung tidak bisa berjalan sendiri, harus ada kerja sama dengan Bandung Raya dan sekitarnya agar lebih maksimal,” tegasnya.
Ke depan, Ika berharap pemerintah dan pelaku usaha dapat lebih serius menggarap sport tourism agar tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang pengembangan pariwisata di Bandung. “Kita harus berpikir lebih jauh, bagaimana sport tourism bisa menjadi identitas baru Bandung yang mendunia,”
Di samping itu, salah satu pihak yang mendukung Bandung sebagai sport tourism adalah Eiger Adventure, brand outdoor kenamaan asal Kota Kembang. Selama 35 tahun perjalanannya, Eiger tidak hanya berperan sebagai produsen perlengkapan petualangan, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi Bandung sebagai destinasi unggulan bagi para pecinta olahraga luar ruangan.
Menurut PR Eiger Adventure, Shulhan Syamsur Rijal, pergeseran tren petualangan semakin terlihat pascapandemi Covid-19.
“Ada perubahan besar dalam cara orang menikmati alam bebas. Dulu identik dengan pendaki lawas yang mengenakan kemeja flanel, kini semakin banyak yang memilih gaya hidup outdoor ringan seperti berkemah menggunakan campervan, atau sekadar hiking santai,” ujarnya.
Eiger terus berinovasi mengikuti perkembangan tren. Jika sebelumnya lebih fokus pada perlengkapan heavy-duty untuk pendakian ekstrem, kini Eiger menghadirkan kategori baru seperti Eiger Junior dan Eiger Woman. Inovasi ini untuk menjawab kebutuhan petualang dari berbagai segmen usia dan gender.
“Eiger kini lebih lifestyle tanpa menghilangkan unsur taktilitasnya. Produk kami tetap fungsional untuk petualangan ekstrem, tetapi juga nyaman digunakan dalam aktivitas sehari-hari,” tambah Sulhan.
Memasuki tahun 2025, Eiger memperkenalkan teknologi terbaru melalui lini Eiger Act. Produk ini didesain untuk mendukung aktivitas fisik sederhana hingga petualangan berat, mulai dari pemanasan ringan di rumah, yoga, jalan kaki, hingga mendaki puncak tertinggi di ketinggian 2.000 hingga 3.000 mdpl.
Dukungan Eiger dalam Event Sport Tourism di Bandung
Eiger Act berkontribusi dalam berbagai event olahraga di Bandung. Salah satu yang paling menonjol adalah menjadi sponsor utama Tahura Trail Running 2025. Event ini dibuka langsung oleh Wali Kota Bandung, M. Farhan, yang juga memberikan apresiasi atas peran Eiger dalam mendukung perkembangan sport tourism.
Selain trail running, Eiger juga sukses menggelar Independen Sport Climbing Competition pada Agustus 2024 lalu. Kompetisi ini berlangsung di Papan Panjat Dinding Eiger Adventure Flagship Store Jalan Sumatera, yang dikenal sebagai papan panjat dinding terbaik di Jawa Barat bahkan Indonesia, dengan standar internasional.
“Kami sangat mendukung upaya menjadikan Bandung sebagai kota tujuan sport tourism. Sejak 2001, Eiger rutin menggelar kompetisi panjat tebing setiap tahun,” tandas Shulhan.*