BANDUNG INSPIRA – Institut Teknologi Bandung (ITB) angkat bicara terkait rencana forum orangtua mahasiswa sekolah bisnis dan manajemen (SBM) ITB yang akan menempuh jalur hukum dengan melayangkan gugatan.
Pihak ITB melalui Kabiro Humas dan Komunikasi, Naomi Haswanto menjelaskan sangat menghormati setiap pendapat dari pihak mana pun, termasuk forum orangtua mahasiswa.
“Yang jelas, soal siaran pers yang dikeluarkan forum orangtua mahasiswa SBM, kami memilih untuk tetap fokus pada proses transformasi ITB yang sedang berjalan dan program-program yang sedang dilakukan,” ungkapnya saat dihubungi melalui pesan whatsapp, Selasa (26/7/2022).
Dengan begitu, Naomi berharap agar semua pihak bisa membantu agar transformasi ITB dapat berjalan baik dan bermanfaat besar bagi semua pihak.
Seperti diketahui, sejumlah orangtua dari SBM ITB bersiap untuk menempuh jalur hukum terkait permasalahan yang terjadi di SBM ITB yang sudah berlangsung delapan bulan ini tak kunjung selesai.
Saat itu, Perwakilan orangtua mahasiswa SBM ITB, Ali Nurdin menyampaikan, sejak awal Desember 2021 kualitas pendidikan di SBM ITB hingga saat ini menurun.
Padahal, bebernya, pihak rektorat ITB mengatakan sudah membentuk tim transisi dan transformasi SBM ITB pada 18 Maret 2022, yang terdiri dari unsur rektorat dan unsur SBM ITB yang bekerja hingga Juni 2022 untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di SBM ITB.
“Sampai sekarang tak ada informasi sedikit pun soal apa hasil rekomendasi dari Tim Transisi dan Transformasi SBM ITB. Kami juga tidak pernah dapat informasi soal sikap rektor ITB pada rekomendasi dari tim transisi. Dia (rektor) tak pernah berikan keterangan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SBM ITB dengan efektif,” jelasnya.
Ditegaskannya, SBM ITB sudah berulang kali minta rektor mengundang kami sebagai orangtua mahasiswa untuk menjelaskan secara resmi perkembangan penyelesaian permasalahan yang ada di SBM ITB,” ujar Ali.
Ia juga menerangkan, pihak orangtua sudah layangkan somasi pertama pada 12 Mei 2022 namun tak ada respon hingga kemudian melayangkan kembali somasi kedua pada 16 Juni 2022. Tetapi, tetap tak ada respon sama sekali dari rektor.
“Kami kecewa dan sangat menyesalkan sikap rektor ITB ini yang memperlihatkan tak mampu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di SBM ITB. Situasi ini jelas kami khawatir beresiko pada menurunnya mutu dan moral pendidikan di SBM ITB dan ITB secara keseluruhan,” katanya.
Disampaikannya, ada tujuh faktor, yang dapat menurunkan mutu pendidikan di SBM ITB, seperti penurunan pagu anggaran pendidikan di SBM yang semual Rp 103 miliar di 2021 menjadi Rp 94,5 miliari di 2022, hilangnya beberapa kegiatan pendidikan, adanya unifikasi alokasi anggaran untuk semua fakultas/sekolah/prodi dengan postur yang sama padahal kebutuhannya berbeda-beda dalam mencapai standar nasiomal atau Internasional, rantai birokrasi admiinistrasi pendidikan yang terpusat (sentralisasi) di ITB sampai tak efisien dan menghambat pelayanan pendidikan bagi mahasiswa ITB, berkurangnya para dosen senior dan dosen praktisi atau profesional, menurunnya semangat para dosen SBM ITB dan tenaga kependidikan yang tersisa, hingga adanya wacana melibatkan dosen dari fakulyas lain di luar SBM ITB tanpa prosedur kompetensi dan kepantasan yang jelas, dan belum adanya pejabat dekanat SBM ITB yang definitif sampai sekarang.
“Kami (forum orangtua mahasiswa SBM dengan tekad untuk menjaga dan memajukan kualitas pendidikan yang ada di SBM ITB, ajukan somasi terbuka ke rektor ITB, MWA ITB, dan Mendikbud RI untuk segera selesaikan permasalahan yang ada di SBM. Bila sampai akhir Juli ini tak ada penjelasan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang ada, maka dengan sangat terpaksa kami akan ambil upaya hukum untuk perjuangkan hak-hak kami dan anak-anak kami yang dilindungi dan dijamin oleh konstitusi UUD 1945,” katanya.
Saat disinggung upaya hukum semacam apa, Ali mempertegas semisal melakukan gugatan ke pengadilan negeri Bandung serta mengadukan dan menyampaikan masalah tersebut ke Ombudsman.
“Pada intinya, kami ingin SBM ITB ini berada pada jalurnya lagi enggak ingin menurun kualitas mutu pendidikannya. Dan kami pun enggak ingin permalukan ITB, maka kami lakukan kegiatan ini,” tandasnya. (TRI)