BERITA INSPIRAHEADLINE NEWSKESEHATANNASIONAL

Rumah Sakit Edelweiss Akhirnya Miliki Layanan Onkologi dan Kemoterapi

BANDUNG INSPIRA – Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung 2021, estimasi penderita hipertensi di Kota Bandung mencapai 696.372.

Sebanyak 137.754 (19,78%) beroleh layanan kesehatan hipertensi. Cakupan layanan kesehatan itu membaik ketimbang 2019 yang 15,16%, dan 2020 (18,99%).

Atas dasar itu, layanan Onkologi dan Kemoterapi telah hadir di Edelweiss Hospital Kota Bandung. Dua layanan itu tengah berproses untuk di-cover BPJS kesehatan.

Direktur Edelweiss Hospital Kota Bandung, dr. Erchamzah MMRS berharap, kehadiran layanan itu dapat memberikan pilihan bagi masyarakat.

Sebagai upaya memaksimalkan pelayanan, pihaknya pun menggelar kegiatan gathering, Erchamzah mengatakan acara tersebut mengundang para rekanan guna memberitahukan, layanan-layanan yang telah hadir semenjak 2020. “Terkini, tersedia layanan onkologi dan kemoterapi,” ucap dia.

Data dari WHO maupun Dinas Kesehatan, ucap dia, tutur melatarbelakangi penyediaan layanan onkologi. Data-data itu menunjukkan, kasus onkologi di Kota Bandung terbilang tinggi dengan pertumbuhan cukup cepat dari tahun ke tahun.

“Kerap terjadi antrean di rumah sakit-rumah sakit dengan layanan onkologi. Selaku rumah sakit baru, kami ingin turut berperan menangani pasien yang memerlukan layanan onkologi. Alhasil, antrean di rumah sakit lain pun dapat terurai ,” kata dia.

Disamping itu, kegiatan tersebut juga menggelar talk show disela Gathering Edelweiss Hospital dengan Rekanan Asuransi, Rumah Sakit, dan Klinik di Hotel The Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (15/2/2023).

Tema yang diusung yaitu layanan Onkologi dan Bedah Syaraf di Edelweiss Hospital. Selain Faried, hadir juga Dokter Spesialis Bedah Syaraf lain di Edelweiss Hotel, yakni dr. Muh Adam Pribadi Sp.BS, dr. Muh Rainda Farhan, Sp.BS.

Terungkap, banyak penyakit serius yang tidak disadari penderita. Salah satunya nyeri kepala yang merupakan mekanisme tubuh yang menjadi peringatan dini atau early warning atas kondisi kesehatan.

Masyarakat perlu sangat waspada saat mengalami nyeri kepala yang tak kunjung sembuh selama satu sampai dua pekan meski telah mengonsumsi obat, atau makin kuat secara perlahan (gradual). Seumpama mengalami nyeri kepala sampai menyebabkan muntah proyektil, masyarakat mesti memeriksakan diri secepatnya.

Demikian ucap Dokter Spesialis Bedah Syaraf di Edelweiss Hospital, Prof. dr. Ahmad Faried, SpBS (K)., PhD., FICS.
Faried mengatakan, general check up menjadi hal penting dalam mendeteksi penyakit, termasuk yang dengan awalan nyeri kepala.

“Tetap penting untuk skrining, walaupun masih berusia muda,” ucap Faried.

Adam menambahkan, masyarakat mesti sangat curiga saat mangalami nyeri kepala paling hebat sepanjang hidup. Apalagi, ketika hal itu itu terjadi.

“Tidak selalu, tapi biasanya nyeri kepala karena vaskular ditandai dengan nyeri paling hebat sepanjang hidup. Biasanya, itu jugamenandakan ada pendarahan,” kata dia.

Sementara itu, Farhan mengatakan, hampir tiap orang pernah mengalami nyeri kepala. Namun, masyarakat perlu sangat waspada saat mengalami nyeri kepala beserta gangguan penglihatan maupun keseimbangan, wajah mencong, apalagi yang sampai muntah proyektil.

“Pernah beberapa kali menjumpai pasien datang ke rumah sakit saat sudah tumbuh tumor berat, atau aneurisma (otak) pecah. Untuk mencegah terjadi kondisi seperti itu perlu skrining,” ucap Farhan.

Dan hipertensi merupakan salah satu penyebab aneurisma bisa pecah. Sementara itu, ucap Farhan, hipertensi acap tak bergejala.

“Namun hipertensi bisa menyebabkan strok suatu saat,” tutup Farhan.

About Us

Inspira Media adalah Media Holding yang bergerak di bidang content creator, content management, serta distribusi informasi dan hiburan melalui berbagai platform.