BANDUNG INSPIRA – Suasana malam takbiran di Gedung Negara Pakuan, Minggu (30/3/2025) semakin semarak dengan digelarnya Festival Dulag se-Jawa Barat. Para warga dari berbagai daerah berkumpul untuk menyaksikan keahlian para peserta dalam menabuh bedug, menciptakan irama khas yang menggema di seluruh area acara.
Sebanyak 70 tim yang terdiri atas tim dewasa dan pemuda tampil dengan penuh semangat. Tak hanya itu, 39 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga turut serta dalam kemeriahan festival ini. Setiap pukulan bedug yang mereka tabuh tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.
Festival ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama dengan penampilan spektakuler dari berbagai tim yang membawa ciri khas daerah masing-masing. Kostum warna-warni, atraksi tabuhan bedug yang energik, serta dukungan sorak sorai penonton semakin menambah semarak suasana. Salah satunya, terdapat bedug dengan ornamen sisingaan dan buah nanas yang menjadi ciri khas wilayah Kabupaten Subang. OPD juga ikut menggunakan kostum yang menjadi ciri khas mereka seperti pegawai Kemnaker yang menampilkan permainan bedug dengan helm proyek di kepala mereka.

Dihadiri perwakilan berbagai pejabat daerah di seluruh Jawa Barat, acara ini semakin disambut dengan antusias oleh masyarakat sekitar. Dedi Mulyadi selaku Gubernur Provinsi Jawa Barat juga ikut memeriahkan acara ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan filosofi acara festival dulag yang tentunya memiliki nilai positif bagi umat muslim.
“Bedug itu alat pengingat. Pengingat ketika subuh agar segera bangun, artinya bahwa manusia yang ihsan harus bangun pagi. Kemudian, harus jeda istirahat dan sore harus lekas kembali. Magrib harus lekas masuk rumah, isya berarti ia harus menutup rangkaian perjalanannya, dan akhirnya memasuki fase masa istirahat dan masa tidur. Siklus ini membentuk karakter manusia Indonesia seutuhnya,” ujar Dedi Mulyadi.
Selain kompetisi tabuh bedug, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni Islam, seperti penampilan marawis dari para pemuda yang semakin memperkuat nuansa religi. Tak ketinggalan, pihak penyelenggara juga menyediakan makanan prasmanan yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Kehangatan dalam kebersamaan malam takbiran pun semakin terasa.
Kategori juara terdiri atas juara 1, 2, 3 dan harapan 1, 2, 3. Juara 1 mendapatkan hadiah senilai Rp15.000.000 dengan pemberian trophy, piagam, dan souvenir. Juara 2 mendapatkan hadiah senilai Rp12.500.000 dan juara 3 mendapatkan Rp10.000.000. Sementara itu, kategori harapan ke-1 mendapatkan uang sebesar Rp7.500.000, harapan ke-2 sebesar Rp5.000.000, dan harapan ke-3 sebesar Rp2.500.000. Terdapat tiga juri yang berlatar belakang seniman dengan kategori penilaian yang dilihat dari segi vokal, musikal, dan penampilan. Subsidi transportasi senilai Rp250.000 bagi perwakilan kabupaten dan kota juga diberikan untuk para peserta.
Festival Dulag se-Jawa Barat ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan budaya yang mempererat persaudaraan. Semangat kebersamaan dan kegembiraan malam takbiran ini diharapkan dapat terus terjaga serta menjadikan festival ini sebagai tradisi tahunan yang dinantikan masyarakat. (Deyvanes/Rifqi)**