BANDUNG INSPIRA – Orang Indonesia lebih akrab mengenal kebab ebagai makanan yang di wrap dengan kulit tortilla dengan isian irisan daging serta sayuran dan diberi saus. Tapi tahukah kamu? Makanan yang sering kita sebut kebab, bernama shawarma. Untuk pengertian kebab itu sendiri berbeda apabila kamu berasa di restoran khas Timur Tengah. Buat tahu lebih detailnya baca artikel di bawah ini yuk.
Shawarma, Durum, dan Doner merupakan makanan khas dari daerah Timur Tengah dan Turki. Namun ketiganya memiliki perbedaannya masing-masing. Hidangan ini dikenal sebagai kuliner cepat saji layaknya burger atau hotdog dalam kuliner Barat.
Perbedaan antara Kebab, Shawarma, Dürüm dan Döner
Kebab merujuk pada olahan masakan daging baik dibakar atau sedikit digoreng yang khas dari Timur Tengah atau biasa disebut Kuftah Kebab. Pada umumnya kebab merupakan olahan daging yang disate. Potongan daging dalam bentuk dadu ataupun cincangan yang dipanggang dengan tusukan sate dari logam atau kayu. Nama ‘kebab’ ini biasa dipakai di negara Turki.
Daging kebab pun bermacam-macam, namun yang paling sering ditemui dan digunakan daging kambing atau domba. Balik lagi tergantung daerah dan latar belakang budayanya. Banyak juga yang menggunakan daging sapi, ayam, kalkun, atau ikan dan seafood. Ada juga kebab yang menggunakan daging babi yang biasa ditemui di daerah Yunanni dan komunitas Kristen di Timur Tengah.
Sedangkan döner dalam bahasa Turki berarti ‘memutar’ yang merupakan daging yang diputar-putar atau sama dengan shawarma. Penyebutan döner biasa dipakai di negara Turki dan Shawarma biasa disebut di negara Arab. Shawarma sendiri biasanya berisi daging yang sudah di marinasi khusus atau di asap. Istilah döner kebab dan shawarma inilah yang biasa kita sebut kebab. Jadi, apabila kamu pergi ke negara Turki dan Arab tentu penyebutan makanan ini beda.
Selain itu dürüm atau döner merupakan penyebutan yang biasa disebut di negara Jerman maupun Turki. Dürüm atau döner inilah yang biasa kita sebut kebab. Perbedaan antara dürüm dan döner kebab adalah jenis roti yang digunakan. Apabila döner kebab disajikan dengan roti Pitta yang terbuka dan berisi seperti sandwich tradisional, rotinya berbentuk lebih ke bulat bukan memanjang.
Selain itu daging yang digunakan untuk membuat Dürüm Kebab biasanya daging sapi, ayam, atau domba. Daging tersebut dimasak perlahan di atas panggangan vertikal, lalu dibungkus dalam tortilla gandum tipis. Setelah itu, hidangan ini dilengkapi dengan campuran sayuran segar, saus, dan rempah-rempah aromatik.
Jenis-jenis kebab pun ada banyak, diantaranya:
- Adana Kebab
Kebab yang satu ini menggunakan bahan dasar daging cincang atau giling yang sudah dibumbui rempah, lalu dipanggang. Dagingnya bisa berupa domba, sapi, hingga ayam yang ditusuk dengan tusukan logam. Jenis ini disajikan di atas piring dengan nasi pilaf atau roti sebagai teman makannya.
Kebab dengan daging cincang ini juga banyak variasinya di berbagai wilayah seperti di Iran ada Koobideh yang serupa bentuknya, lalu di Arab ada Kofta yang sama-sama dari daging cincang.
- Shish Kebab
Jika Adana menggunakan daging cincang, maka Shish kebab menggunaka daging utuh yang dipotong dadu lalu dipanggang. Potongan daging akan dibumbui dan dipanggang di atas bara api hingga matang. Selain potongan dadu, ada juga yang berupa potongan iga domba.
- Döner Kebab
Doner kebab bisa dibilang yang paling populer, termasuk di Indonesia karena penyajiannya sama dengan kebab yang biasa kita sebut. Gyros juga salah satu bentuk lain dari Doner kebab yang bisa kamu jumpai di Yunani. Dalam Gyros kamu bisa memilih daging domba, sapi, ayam, ataupun babi.
- Shawarma
Shawarma adalah hidangan daging yang diiris tipis, dibungkus roti pita, dan dipanggang menggunakan alat vertikal berputar. Meskipun mirip dengan Doner kebab, Shawarma berkembang di Timur Tengah dan Semenanjung Arab, dengan roti pita sebagai pembungkus, disajikan dengan saus dan hidangan seperti Hummus dan Tahini.
Kebab lebih sering dikenal di Indonesia sebagai makanan khas Timur tengah yang menyajikan isian daging, sayuran dan saus tomat, pedas juga mayo lalu di wrap dengan kulit tortilla. Hal ini tentu sudah menjadi rahasia umum, semua jenis makanan yang kita temui seperti ini, sudah terbiasa menyebutnya dengan sebutan kebab.
Lalu kenapa ada istilah kebab Turki asli? Mengapa mereka tidak menyebut döner kebab atau dürüm kebab apabila berjualan di Indonesia? Tentu hal ini dilakukan banyak pengusaha döner kebab atau dürüm kebab lantaran menyesuaikan literasi market yang ada di Indonesia. Sama halnya dengan penggunaan ‘ote-ote’ jadi ‘bala-bala’ apabila dijual di Bandung, padahal kalau di daerah Jakarta sering disebut ‘bakwan’. Hal ini tentunya memerlukan tahap edukasi ulang.
Nah itu dia tadi perbedaan antara kebab, durum, doner dan shawarma. Bagaimana apakah kamu baru tahu? Semoga tidak salah pengertian lagi ya. (Lailatul Latifah)**