BANDUNG INSPIRA – Jabar Quick Response (JQR) telah berhasil membangun hunian sementara sebanyak 20 unit untuk warga terdampak gempa Cianjur. Uniknya hunian ini memiliki bentuk segitiga yang simpel dan elegan.
Tak cukup unik saja, hunian sementara ini didesain tahan gempa yang ramah bagi warga. Karenanya bahan dan tiang bangunan terbuat dari baja ringan yang dapat dibongkar pasang.
Koordinator Unit Disaster Jabar Quick Response Syehabudin menjelaskan, pembangunan hunian sementara ini merupakan salah satu dari 8 program JQR untuk fase percepatan pemulihan rehabilitas dan rekonstruksi yang diberi nama ‘Berteduh’.
Untuk tahap awal, kata Syehabudin, JQR telah membangun 20 unit rumah atau hunian sementara di Kampung Surupan, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cianjur.
“Sampai hari ini, JQR telah membangun hunian sementara percontohan di Kampung Surupan sebanyak 20 unit, ada dua tipe, yakni tipe 1 yang bisa di huni untuk 1 KK dan tipe 2 bisa dihuni untuk 2 KK,” beber Syehabudin.
Dikatakan Syehabudin, sebelum pembangunan rumah hunian sementara ini, JQR telah melakukan diskusi dengan pakar kegempaan mulai dari arsitekturnya dan pakar kebencanaan.
“Bangunannya dirancang untuk tahan gempa, bentuknya itu bisa jadi rumah tumbuh, jika warga akan membangun jadi hunian tetap bisa dibangun kembali atau berlanjut, jika direlokasi juga warga bisa menggunakan bahan bangunannya karena bisa di bongkar pasang,” ungkapnya.
Syehabudin mengaku untuk target pembangunan rumah hunian sementara ini, yakni sebanyak 1000 unit yang akan dibangun untuk warga. Hal itu guna proses percepatan pemulihan bagi warga terdampak gempa Cianjur.
‘Harapannya setelah rumah diberikan kepada warga, semoga warga Cianjur pulih, dan warga bisa beraktifitas seperti biasa. Mereka juga sehari-harinya tidak tinggal di tempat pengungsian,” kata dia.
“Kami senang, karena warga cukup bahagia dengan adanya hunian sementara Berteduh ini,” tambahnya.
Salah satu keluarga yang menempati hunian tersebut sangat gembira. Mereka adalah Muhammad Alinudin yang biasa dipanggil Ali beserta keluarganya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Jabar Quick Response dan yang terlibat pembuatan pembangunan rumah hunian sementara.
Ali yang berprofesi sebagai guru ngaji bersama istri dan kelima anaknya sudah mulai memindahkan peralatan rumah yang masih bisa terselamatkan ke dalam hunian sementara yang telah berdiri.
Sebelumnya, Ali bersama keluarganya tinggal di tenda hampir tiga minggu lamanya. Mulanya Ali membuat tenda darurat pasca gempa kemarin yang berlokasi di sawah selama satu minggu, lalu pindah ke bekas rumahnya yang sudah diratakan.
Perlu diketahui, rumah Ali yang dulu, biasa dijadikan tempat belajar membaca Al- Quran anak – anak.
“Semenjak gempa, pembelajaran itu sempat terhenti. Mulai hari jumat besok rencananya pengajian anak-anak akan dimulai kembali,” kata Ali.
Ali mengucapkan terima kasih kepada Jabar Quick Response dan relawan yang telah memberikan bantuan rumah hunian sementara untuk keluarga. Menurutnya rumah ini sangat diperlukan sebab jika terus menerus tinggal di tenda pengungsian dirinya was-was soal kesehatannya.
“Tidak bisa berkata-kata, kami sangat terharu dan bahagia. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada JQR dan seluruh relawan, rumah ini sangat dibutuhkan untuk saya dan keluarga saya, serta rumah ini juga rencananya akan langsung diadakan tempat pengajian,” pungkasnya. *bobiroska