Tak butuh waktu lama, pasca dilantik menjadi Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Jawa Barat periode 2022-2027, Dedi Supandi langsung tancap gas meluncurkan dua program.
Dua program yang diluncurkan sebagai upaya menjaga dan mengamalkan Pancasila tersebut yakni Satu Purna Praja Menjaga Satu Anak Asuh (Sapujagat AA) dan Purna Praja Siaga Bencana (Pagana). Kedua program itu juga diluncurkan bertepatan dengan pengukuhan Dedi Supandi sebagai Ketua DPP IKAPTK Jabar periode 2022-2027 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (27/6/2022) malam lalu.
“Alumni IPDN di dalam IKAPTK itu sangat banyak jumlahnya ya hampir 300-an di Pemprov Jabar. Mereka punya kelebihan, pendidikan umumnya iya, pendidikan bela negaranya juga iya,” ujar Ridwan Kamil.
Sebagai Dewan Pembina DPP IKAPTK Jabar, dirinya berharap para anggota IKAPTK di lingkungan Pemprov Jawa Barat dapat menguatkan birokrasi dan ideologi. Selain itu, juga dapat beradaptasi terhadap berbagai disrupsi yang menjadi tantangan dewasa ini.
“Dunia kan sudah berubah, jadi mereka diharapkan memiliki daya adaptasi terhadap disrupsi 4.0, disrupsi pandemi maupun global warming kira-kira begitu. Besar namanya besar juga karyanya,” papar Ridwan Kamil.
Namun yang paling penting, Ia menginginkan jangan sampai ada jaringan dari IKAPTK Jabar yang justru menjauhi atau menghancurkan Pancasila dengan mencari ideologi baru.
“Pesan saya harus yang terdepan menjaga membela, dan melawan yang namanya potensi potensi yang menghancurkan ideologi Pancasila,” kata Ridwan Kamil.
Pada kesempatan itu, Ketua DPP IKAPTK Jabar Dedi Supandi mengatakan pihaknya menggulirkan program Sapujagat AA dan Pagana sebagai upaya meresonansi kebaikan dan menyebarkan terus kebermanfaatan. Hal ini menjadi salah satu misi DPP IKAPTK Jabar di periode 2022-2027.
Terkait Sapujagat AA, Dedi Supandi menjelaskan, nantinya seorang anggota IKAPTK Jabar yang merupakan purna praja akan mempunyai satu anak asuh. Anak asuh ini, bisa yang berada di rumah yatim piatu atau tetangga dari purna praja tersebut.
“Jadi posisi pamong praja ini, keberadaanya mereka mampu mengawal anak asuh ini sampai lulus sekolahnya dan lain sebagainya,” kata Dedi Supandi yang juga menjabat Kepala Dinas Pendidikan Jabar ini.
Sementara untuk program Pagana, merupakan salah satu wujud komitmen purna praja di jawa barat dalam bidang penanggulangan bencana alam dan sosial. Sehingga purna praja dapat berperan penting di tengah masyarakat untuk siap siaga dalam membantu mitigasi bencana alam dan sosial di Jawa Barat.
“Purna praja ini akan dibekali pengetahuan dan pelatihan secara berkesinambungan untuk penguatan pemahaman terkait dengan mitigasi kebencanaan dan penanganan korban bencana,” ujarnya.
Lebih jauh Dedi menjelaskan, jumlah purna praja yang aktif di Jabar saat ini yaitu sekitar 2.843 anggota. Anggota DPP IKAPTK Jabar ini menempati sejumlah posisi dalam pemerintahan, mulai dari lurah, camat, kepala bagian, kepala dinas hingga sekretaris daerah.
Sesuai dengan amanat Gubernur Jabar, Dedi Supandi menyampaikan, pihaknya akan menjaga solidaritas guna menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengamalkan Pancasila.
“Bagaimanapun hari ini kita harus melihat sebaik-baik orang bagaimana mereka menghadirkan manfaat bagi orang lain,” pungkasnya.
Diketahui, di masa kepengurusan DPP IKAPTK Jabar periode 2022-2027 terdapat empat poin strategi guna menggenjot eksistensi. Pertama yaitu tentang kondusifitas jadi prioritas, kedua melakukan penguatan organisasi dengan membentuk korwil di setiap wilayah, ketiga yaitu membangkan inovasi dan kolaborasi, dan keempat meresonansi dan menebarkan kebermanfaatan. (TRI)