BANDUNG INSPIRA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan tanggapan terkait pernyataan Menteri Dalam Negeri yang menyebutkan bahwa Jawa Barat memiliki jumlah kemiskinan yang tinggi.
“Pak Mendagri itu kemarin menyampaikan bahwa jumlah kemiskinan pasti yang paling besar di Pulau Jawa. Karena penduduknya banyak, gitu loh,” ujar Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Pemprov Jawa Barat tengah mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi persoalan kemiskinan, salah satunya dengan menekan beban pengeluaran masyarakat agar pendapatan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurutnya, adanya larangan study tour, perpisahan, dan wisuda yang memakan biaya tinggi adalah salah satu upaya menyelesaikan masalah kemiskinan.
“Saya melarang study tour itu. Saya melarang perpisahan dengan biaya mahal. Saya melarang wisuda-wisudaan, bagian dari menyelesaikan problem kemiskinan,” jelas KDM.
“Karena kemiskinan itu, itu bukan hanya orang mengalami rendahnya pendapatan. Kemiskinan terjadi karena besarnya beban pengeluaran. Maka strategi saya adalah ditekan pengeluaran rakyat. Sehingga pendapatannya menjadi cukup untuk kehidupan,” lanjutnya.
Dedi juga menyampaikan, bahwa negara harus bertugas dalam memberikan kesejahteraan bagi warganya. Warga seharusnya mendapat kebebasan biaya pengobatan dan pendidikan, serta diberi lapangan pekerjaan.
“Itu tugas negara. Bebaskan dari pengobatan, bebaskan dari pendidikan. Kemudian bebaskan masyarakat dari berbagai pungutan. Kemudian berikan ruang pekerjaan yang luas. Kemudian juga atur kelahirannya secara baik,” lanjutnya.
Lebih lanjut, dalam pengelolaan keuangan daerah, Dedi menegaskan bahwa dirinya lebih memperhatikan pengeluaran daerah terlebih dahulu sebelum melihat seberapa besar pendapatan daerah. (Rifqi Sibyan Kamil)**