Polemik Renovasi SLBN A Padjajaran, Farhan Klarifikasi Status Gedung
BANDUNG INSPIRA – Renovasi gedung Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, Kota Bandung, mengharuskan sejumlah siswa dipindahkan sementara ke sekolah lain. Sebanyak 18 siswa tingkat SMA kini menjalani proses belajar mengajar di SLBN Cicendo selama masa renovasi berlangsung.
Pemindahan ini dilakukan menyusul evaluasi dari Kementerian PUPR yang menyebutkan bahwa bangunan SLBN A Pajajaran sudah tidak layak dan perlu segera direnovasi. Untuk mendukung proses tersebut, seluruh aktivitas pembelajaran di lokasi semula dihentikan sementara.
Kepala Sekolah SLBN A Pajajaran, Gun Gun Guntara, menegaskan bahwa relokasi siswa bukan merupakan bentuk penggusuran seperti yang sempat disalahartikan oleh sebagian pihak.
“Istilahnya bukan pengusian tapi pengosongan untuk direnovasi dan kita akan kembali ke sana. Untuk waktu di komitmen itu, kesepakatan setelah direnovasi antara 2 bulan sampai 3 bulan, selesai renovasi kita akan kembali ke sana,” jelas Gun Gun.
Gun Gun juga menyebut bahwa sudah ada sembilan poin kesepakatan antar lembaga yang menjadi dasar kolaborasi ini seperti Kementerian Sosial, Disbudpar, hingga Pemprov Jabar. Rencananya, Sekolah Rakyat akan hadir berdampingan dengan SLBN A Pajajaran tersebut, Tujuannya adalah untuk memastikan seluruh siswa, baik berkebutuhan khusus maupun umum, tetap mendapatkan layanan pendidikan secara optimal.
“Jadi kita juga tidak sendiri, kita akan berdampingan dengan Sekolah Rakyat. Ini kan satu hal yang bagus, kita harus dukung,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengoreksi pernyataan sebelumnya yang menyebut gedung SLBN A Pajajaran sebagai bangunan cagar budaya. Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut, diketahui bahwa bangunan tersebut tidak termasuk dalam daftar cagar budaya, meski usianya sudah cukup tua.
“Kalau yang di sekolah luar biasa ternyata yang direnovasi bukan cagar budaya, walaupun usianya udah cukup lama. Jadi tidak masuk dalam Pemda sehingga kami dari pemerintah kota akan memastikan bahwa pembangunan gedung tersebut memiliki perizinan yang cukup dan lengkap,” ujar Farhan.
Pemerintah juga akan memaksimalkan pemanfaatan fasilitas di SLB Wiyata Guna. Gedung-gedung yang ada di sana akan diperbaiki dan dioptimalkan untuk mendukung keberadaan Sekolah Rakyat.
“Pemerintah Pusat akan memanfaatkan ruang yang kurang maksimal diutilisasikan di SLB Wyata Guna untuk dimaksimalkan menjadi Sekolah Rakyat. Maka, ada gedung-gedung yang musti diperbaiki atapnya sehingga tidak akan mengganggu heritage-nya,” ucapnya. (Deyvanes Nuruwe)**


