BANDUNG INSPIRA – Perusahaan apparel olahraga asal Jerman, Puma (PUMG.DE), telah mengumumkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap setidaknya 500 karyawan di seluruh dunia. Kebijakan ini dikarenakan akibat sejumlah toko yang beroperasi tidak menghasilkan keuntungan serta terjadinya dampak buruk dari penurunan kinerja keuangan.
Mengutip Reuters, penjualan tahunan Puma pada 2024 hanya tumbuh hingga 4,4 persen menjadi 8,82 miliar euro (US$9,62 miliar). Dikarenakan Buruknya laporan keuangan tersebut membuat saham Puma merosot tajam hingga 23 persen menjadi 21,90 euro, level ini belum terlihat sejak November 2016.
Penurunan terhadap kinerja ini dapat menimbulkan kekhawatiran akan daya saing Puma dalam menghadapi kompetitor besar seperti Adidas, Nike, serta merek-merek baru yang tengah naik daun seperti On Running dan Hoka.
Bukan hanya itu saja, Puma juga menghadapi tantangan besar di pasar Amerika Serikat dikarenakan pengaruh oleh ketidakpastian ekonomi. Kepala Eksekutif Puma, Arne Freundt mengakui bahwa kondisi ekonomi yang tidak stabil telah membuat konsumen utama Puma di Amerika Serikat menahan pengeluaran mereka.
“Februari buruk, tapi Maret memang mulai sedikit lebih baik,” Ujarnya dikutip dari CNN Indonesia.
Meski tengah menghadapi tantangan besar, Puma tetap optimistis dengan strategi penjualannya. Manajemen menyatakan bahwa mereka masih bisa menargetkan penjualan antara 4 juta hingga 6 juta pasang sepatu kets model “Speedcat” sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak pendapatan Perusahaan. Kebijakan PHK ini, Puma berharap dapat meningkatkan efisiensi dalam operasionalnya dan kembali bersaing di industri apparel olahraga global. (Dista Amelia)**
