BANDUNG INSPIRA – Ketua Ikatan Apoteker Kota Bandung Yena Iskandar Ma’soem menyoroti jumlah penyandang Thalassemia di Kota Bandung yang terbilang cukup tinggi. Untuk itu, pihaknya terlibat dalam kegiatan Edukasi dan Skrining Thalassemia yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) bekerjasama dengan Yayasan Thalassemia Indonesia (YTI)-POPTI Pemkot Bandung dan Al Masoem.
Yena pun mengaku cukup prihatin dengan kondisi tersebut. Karena itu, skrining menjadi sangat penting untuk mengetahui orang yang berpotensi menjadi pembawa sifat thalasemia dalam darahnya.
“Skrining ini salah satu kegiatan yang sebelumya tidak pernah terpikirkan oleh kita semua bahwa thalassemia sudah banyak penderitanya sampai 13.000 orang angka nasional. Bagaimana kita mencegahnya, salah satunya dengan skrining untuk memutus rantai penderita thalassemia,” ujar Yena kepada awak media di Taman Dewi Sartika, Kota Bandung, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Selasa (3/9).
Lebih jauh Yena juga menjelaskan, kegiatan skrining thalassemia di Kota Bandung wajib diperbanyak. Bakal calon Wakil Wali Kota Bandung ini pun mengaku akan membuat lebih banyak lagi skrining thalassemia di Kota Bandung.
“Insya Allah kegiatan ini akan diselenggarakan lagi bulan depan bekerjasama dengan STFI dan POPTI,” tuturnya.
Ia berharap dengan skrining yang masif, warga Kota Bandung bisa saling mengetahui kondisinya masing-masing, apakah dirinya berpotensi untuk menjadi pembawa sifat thalassemia atau tidak. Selain itu, lanjutnya, tidak ada lagi pernikahan antarsesama penyandang thalassemia.
Terlebih menurut Yena, Thalassemia merupakan penyakit turunan, dimana potensi paling tinggi untuk penyebaran penyakit ini adalah lewat pernikahan sesama penderita thalassemia.
Jika sudah terkena Thalassemia yang sampai hari ini belum ada obatnya, katanya, satu-satunya proses pengobatan dan perawatan adalah dengan tranfusi darah yang rutin dilakukan oleh penderita untuk meregenerasi kembali sel darah merah yang rusak berlebihan.
“Sudah dijelaskan pembawa sifat thalassemia itu diharapkan tidak menikah dengan pembawa sifat thalassemia lagi karena keturunannya dipastikan thalassemia,” katanya.
Oleh sebab itu, Yena mengaku dengan skrining yang masif bisa memutus mata rantai thalassemia di Kota Bandung sehingga Bandung zero thalassemia bisa terwujud.
“Skrining yang masif bisa memutus mata rantai thalassemia sehingga Bandung zero thalassemia,” tandasnya.**