BANDUNG BARAT, INSPIRA – Keberadaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh, belum memberi dampak signifikan pada pertumbuhan pariwisata di Jawa Barat khususnya kawasan wisata Lembang.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat diminta untuk merancang dan menata aksesibilitas penumpang Kereta Cepat Whoosh menuju berbagai destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif di Jawa Barat.
Sekretaris Jenderal DPP Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri), Heni Smith mengatakan, saat ini baru beberapa obyek wisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang menjalin kerjasama dengan KCJB untuk aksesibilitas pariwisata.
Dibutuhkan skema baru angkutan wisata untuk menyediakan aksesibilitas dari stasiun Whoosh di Padalarang atau Tegal luar menuju kawasan wisata Lembang.
“Saya berharap Pemprov Jawa Barat menjadi jembatan antara pelaku wisata dan KCJB menciptakan aksesibilitas yang tepat bagi peningkatan destinasi wisata,” ujar Heni Smith.
Diakuinya, KCJB sudah menjalin kerjasama dengan beberapa destinasi wisata yaitu memberikan promo khusus dengan menunjukkan tiket Kereta Cepat Whoosh. Namun Heni meminta, KCJB juga merangkul semua destinasi wisata agar berdampak positif bagi perekonomian dan pariwisata daerah.
“Sekarang kita masih berjalan sendiri-sendiri, baru beberapa yang sudah kerjasama seperti Dusun Bambu, Farmhouse, Floating Market, dan The Great Asia Africa,” ujarnya.
Heni itu berharap, seluruh pengelola wisata juga bisa berkolaborasi dalam membuat konsep bersama guna mendorong peningkatan wisatawan dari penumpang kereta cepat Whoosh.
Menurut dia, para pengelola wisata tidak bisa jalan sendiri untuk meningkatkan kunjungan sehingga harus melibatkan pihak lainnya seperti Dinas Perhubungan dan Organisasi Angkutan Darat (Organda).
“Harusnya diorganisir, masing-masing pengelola wisata menjemput calon pengunjung, misalnya dari stasiun ke Lembang ada bis, kemudian ada angkutan lebih kecil menuju objek wisata yang dituju. Saya ingin seperti itu, tapi itu baru rencana saya,” ucapnya.
Pihaknya optimis, kehadiran kereta Whoosh bisa meningkatkan industri pariwisata dan perekonomian terutama pada wilayah yang dilalui.
Terlebih, sejak diluncurkan Oktober lalu, animo masyarakat terhadap pesanan tiket Whoosh makin tinggi dimana saat ini rata-rata penumpang harian mencapai 18 ribu orang sehingga ada penambahan jadwal hingga 36 perjalanan per hari.
“Bayangkan, pagi-pagi penumpang sudah berangkat, 30 menit kemudian sudah sampai di Bandung. Sejam kemudian tiba di Lembang, sorenya sudah pulang ke Jakarta, ini peluang besar peningkatan destinasi wisata,” terang Heni. *(trijunari)