BANDUNG INSPIRA – (KKN) Kuliah Kerja Nyata merupakan bentuk pengabdian mahasiswa untuk masyarakat dengan melakukan pengembangan potensi-potensi di daerah tertinggal. Biasanya KKN dilakukan oleh mahasiwa semester 6 sebelum melaksanakan skripsi atau tugas akhir. Bentuk kegiatannya bisa berupa program kerja, pengabdian, bertani dan lain-lain.
KKN biasanya dilakukan di desa terpencil. Akan tetapi, tidak jarang sebuah desa yang dipilih untuk KKN dinilai sudah maju dari segi infrastruktur dan kesejahteraan warganya.
Saat mahasiswa melaksanakan KKN tentunya membawa nama besar kampus. Maka dari itu, apabila kita datang ke sebuah desa untuk melaksanakan KKN harus bersikap baik dan menghargai adat yang berlaku di desa setempat.
Belakangan ini warganet sedang dihebohkan dengan 2 kasus mahasiswa KKN yang diusir oleh warga karena sikapnya yang kurang bijak dalam menggunakan sosial media.
- Diusir usai Mengeluhkan Fasilitas KKN Lewat Sosial Media
Sejumlah mahasiswi dari Universitas Negeri Padang (UNP) viral usai mengunggah video TikTok yang berisikan tentang keluhan mereka selama KKN di desa yang ditempatinya. Para peserta KKN mengeluh kurangnya fasilitas di desa tersebut seperti tempat tinggal, air, dan lain-lain. Peserta KKN itu pun mendapat teguran langsung dari kepala desa setempat agar penyelesaian dilakukan oleh dosen pembimbing lapangan dan dipecah kembali oleh pihak kampus untuk KKN di desa lain.
- Diusir Warga Usai Sebut Tak Ada yang Cantik di Desa Kayangan
Kejadian bermula saat mahasiswi berinisial NWAP membuat konten yang mengakibatkan masyarakat Kayangan tersinggung. Diduga membuat video di akun Instagramnya yang mengatakan bahwa tak ada wanita cantik di desa tersebut. Warga pun mengusir yang bersangkutan karena Masyarakat setempat tersinggung karena konten yang dibuat.
“Kita sebagai mahasiswa diajar dewasa dan bijak, mengenal lingkungan tempat baru, berbaur dan membantu masyarakat agar tercapai pengabdian yang dicita-citakan perguruan tinggi,” kata koordinator kerja sama KKN.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi,” Peribahasa ini mengandung makna bahwa seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat ia hidup atau tinggal. Peribahasa di atas seharusnya menjadi prinsip setiap mahasiswa yang sedang menjalani KKN.
Selain menjaga adab di desa tempat kita mengabdi, menerapkan sikap bijak bersosial media juga merupakan kewajiban setiap para pengguna gadget khususnya mahasiswa. Kedua kasus di atas dibuktikan bahwa sekelompok mahasiswa tersebut tidak bijak dalam menggunakan sosial media. Lalu, bagaimana sikap yang menunjukkan kita sebagai pengguna sosial media yang bijak?
Tips Menjadi Mahasiswa yang Bijak Bersosial Media
- Menggunakan akun sosial media dengan baik dan bermanfaat
- Berpikir sebelum bertindak (tidak asal klik, berbagi, dan memposting)
- Hindari Cyberbullying
- Batasi penggunaan Pahami isu sosial yang terjadi
- Berusaha menjadi teladan
