BANDUNG INSPIRA – Dampak dari tidak terurusnya puluhan selter atau halte di Kota Bandung, akhirnya 21 halte dibongkar dan dikembalikan fungsinya seperti semula.
Kepala Bidang Prasarana Dishub Kota Bandung Panji Kharismadi menjelaskan,
21 halte itu kini sudah selesai dibongkar. Untuk anggaran pembongkaran menelan biaya hingga Rp 190 juta. Jumlah itu termasuk biaya pembangunan trotoar kembali pasca pembongkaran.
“Biaya pembongkaran satu halte itu sekitar 10 jutaan, cuma penyerapan kondisinya berbeda-beda. Mungkin di halte ini biaya bongkar dan renovasinya lebih murah. Jadi tidak bisa disamaratakan, harga paving block juga beda-beda, tergantung haltenya,” ujarnya.
Diakuinya, pembongkaran halte tersebut dilakukan untuk mengembalikan fungsi trotoar akibat terhalang halte yang sudah terbengkalai dan beralih fungsi.
“Bisa dilihat fungsi halte yang dibongkar sudah banyak berubah, ada yang jadi tempat tinggal PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), ada yang jadi tempat menyimpan sayur, ada yang dipakai jualan burung, dan ada yang karena rekayasa lalu lintas atau perubahan rute tidak dipakai,” jelasnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, setelah dilakukan pembongkaran, kini tersisa 251 halte dari 272 halte yang ada di Kota Bandung. Oleh karena itu, pihaknya juga terus melakukan evaluasi dengan target pulih kembali sebagai trotoar di akhir Agustus, ada potensi untuk pembongkaran kembali pada halte lainnya yang mengalami nasib serupa.
Disampaikannnya, evaluasi halte tersebut mencakup penilaian oleh Sekretasris Daerah Kota Bandung. Pasalnya, halte merupakan barang milik daerah. Panji menuturkan, jika Sekda menyetujui pembongkaran halte, maka akan berlanjut ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset untuk menghitung nilai pembongkaran.
“Seperti di Sukajadi ada yang harus dibongkar. Sukajadi ‘kan sekarang satu arah, ke utara semua. Jadi harusnya yang dipergunakan yang di sebelah kiri saja. Itu ke depannya kita usulkan untuk dibongkar,” tuturnya. (TRIW)