BANDUNG INSPIRA – Pemerintah Kota Bandung akan menggunakan teknologi termal dalam mengelolah sampah, selain terus mengedukasi masyarakat dalam memilah sampah dari rumah dan tempat kerja. Residunya akan dibuat menjadi batako.
“Residunya akan dijadikan bahan batako,” Ujar Walikota Kota Bandung M.Farhan.
Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi timbunan sampah di berbagai titik Kota Bandung yang selama ini menjadi permasalahan serius. Penerapan pada teknologi termal dianggap sebagai solusi modern dalam mengatasi masalah sampah.
Teknologi ini bekerja dengan cara membakar sampah pada suhu tinggi, sehingga menghasilkan residu yang lebih sedikit dan dapat dimanfaatkan Kembali residunya menjadi seperti bahan batako. Selain itu, metode ini dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode tradisional yang masih banyak digunakan dibeberapa daerah.
M.Farhan juga menjelaskan bahwa dalam jangka panjang, teknologi termal dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap tempat pembuangan akhir (TPA). Serta semakin berkurangnya volume sampah yang dibuang ke TPA. Selain itu, pemanfaatan residu menjadi bahan batako juga merupakan langkah inovatif dalam menciptakan ekonomi sirkular di Kota Bandung.
“Target pertama ada di tiga titik dan kita akan tambahkan 12 titik lagi sehingga paling tidak tidak ada titik kumpul sampah di kota bandung,” Tambahnya.
Pemerintah Kota Bandung telah melakukan pendalaman sebelum memutuskan untuk mengadopsi teknologi ini. Sejumlah daerah telah sukses menerapkan sistem serupa menjadi rujukan utama dalam perumusan kebijakan ini. M.Farhan juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus melakukan evaluasi guna memastikan bahwa implementasi teknologi ini berjalan sesuai dengan harapan.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, Pemkot Bandung berencana akan adanya kolaborasi antara pemerintah, karang taruna, dan Masyarakat Kota Bandung dalam membantu dan memberikan solusi terbaik dalam pengelolaan sampah.
“Melibatkan karang taruna dalam penanganan sampah, semua orang harus terlibat dalam penanganan sampah. Mengapa ? karena sampahnya datang dari kita sendiri,”Jelasnya. (Dista Amelia)**