BANDUNG INSPIRA – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengingatkan bahwa persoalan ekonomi di Indonesia saat ini sangat krusial, sehingga perlu perhatian serius. Khususnya dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) yang berlangsung tahun depan.
Dedi mengingatkan, pertumbuhan ekonomi yang terus positif ini juga harus dinikmati oleh rakyat pada umumnya. ”Apalagi saat ini, ada kecenderungan global bahwa negara-negara di dunia memprioritaskan warganya masing-masing,” ungkap Dosen Universitas Telkom, Bandung, ini kepada wartawan, Kamis (14/9/2023).
Saat ini, dunia memang sedang dihadapi oleh guncangan ekonomi yang pelik, terutama akibat kondisi geopolitik dan alam yang sedang tidak bersahabat. Untuk geopolitik misalnya, berkenaan dengan perang Rusia dan Ukraina yang belum pulih, sehingga mengganggu rantai pasok di perdagangan global.
Sedangkan berkenaan dengan kondisi alam, yaitu cuaca buruk yang berpotensi mengganggu produksi tanaman pangan. Kondisi ini membuat banyak negara eksportir bahan pangan seperti beras misalnya, menahan ekspor produknya, walaupun tidak melarang sama sekali.
Dalam kondisi yang penuh tantangan di bidang ekonomi tersebut, Dedi mengungkapkan, pemimpin mendatang (presiden dan wakil presiden) tidak hanya menguasai konsep, tetapi juga implementasi kebijakannya. “Presiden Jokowi sudah bagus dalam mengambil keputusan strategis, namun masih perlu didukung oleh implementasi yang sama baiknya,” katanya.
Dengan alasan itu, Dedi menegaskan, pasangan pemimpin ke depan harus memiliki keseimbangan dan kecakapan di bidang ekonomi: baik dari sisi konsep yang bagus maupun implementasi yang tepat sambil memperhatikan dampaknya. Dengan demikian, terjadi kesinambungan dalam pembangunan.
Sebelumnya sejumlah relawan mengungkapkan nama Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo. Menanggapi hal itu, Dedi mengaku bahwa Arsjad memiliki jaringan ekonomi dan global yang sangat bagus. “Konseptualnya juga sangat bagus,” tegasnya.
Selain berhasil memimpin sejumlah perusahaan, Arsjad juga dikenal sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC). ASEAN_BAC merupakan organisasi non pemerintah yang terdiri atas para pemimpin bisnis terkemuka dari seluruh negara anggota ASEAN. Selain itu, tahun lalu dia juga dipercaya menjadi Ketua Business 20 (B20) yang merupakan perluasan dari G20 -forum kerja sama 19 negara besar plus Uni Eropa. B20 mewakili 6,5 juta komunitas bisnis internasional yang menyumbang 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia.
Menjadi pemimpin para pebisnis global tersebut menunjukkan kemampuannya di bidang diplomasi ekonomi tingkal global. Karena itu, Dedi mengharapkan, apabila Arsjad menjadi cawapres dan terpilih, dia dapat memaksimalkan kemampuannya untuk mendukung pembangunan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Sebelumnya, dari hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang di gelar di 34 provinsi di Tanah Air, Arsjad Rasjid masuk jajaran tiga besar cawapres favorit yang diinginkan masyarakat. Musra merupakan musyawarah relawan, yang menjadi mesin politik pemenangan dalam Pilpres.**