Tangis di Tengah Hujan: Kisah Tragis Sopir Ojol yang Tewas Dilindas Rantis Brimob
BANDUNG INSPIRA – Hujan deras yang mengguyur Jakarta, Kamis malam (28/8/2025), tidak hanya membasahi jalanan ibu kota. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), air mata keluarga Affan Kurniawan justru mengalir lebih deras.
Sambil masih mengenakan jas hujan plastik, mereka berlari menembus derasnya hujan, mencoba mencari kepastian: benarkah anak mereka, seorang pengemudi ojek online, menjadi korban dalam kekacauan malam itu?
Teriakan “Affan! Affan!” pecah di lorong rumah sakit. Seorang perempuan, diduga kerabat dekat Affan, meraung-raung menyebut namanya hingga tak kuat lagi berdiri. Ia terpaksa ditopang keluarganya yang lain.
Malam itu, kabar duka benar adanya. Affan, pemuda 20 tahun asal Jatipulo, Jakarta Barat, dinyatakan meninggal dunia setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri di kawasan Pejompongan, Tanah Abang.
Saksi mata menggambarkan situasi saat itu benar-benar kacau. Didin Indrianto, seorang pengemudi ojek online, menyaksikan langsung momen tragis yang merenggut nyawa rekannya, Affan Kurniawan.
“Polisi mau pukul mundur massa, tapi lebih ke… memang sengaja kayaknya. Kayak, ‘ah gua tabrak-tabrakin nih’. Biasanya kan pakai motor, tapi ini pakai mobil,” kata Didin kepada wartawan, dengan nada getir.
Menurut Didin, Affan saat itu hendak menyeberang jalan. Malam yang basah membuat aspal licin. Langkahnya terhenti ketika tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke permukaan jalan. Dalam sekejap, sebuah kendaraan taktis (rantis) Brimob melaju kencang ke arah yang sama.
“Mungkin polisi di dalam enggak tahu atau gimana, main lindes aja,” tutur Didin.
Ia sempat melihat massa berteriak memperingatkan ada pengemudi ojol di bawah kendaraan tersebut. Namun, teriakannya sia-sia. “Tetep enggak digubris. Dilindes abis sama dia, sampai ban depan, ban belakang,” ujarnya, menahan napas panjang.
Dalam rekaman video yang viral di media sosial, mobil rantis bertuliskan Brimob tampak melaju sambil menyalakan sirine.
Massa di depannya panik, namun nahas, Affan justru tertabrak dan tubuhnya terlindas. Mobil itu sempat berhenti beberapa detik, lalu kembali melaju meninggalkan kerumunan yang histeris.
“Ya Allah! Keinjek itu, keinjek!” terdengar suara panik perekam video. Ratusan orang yang menyaksikan kejadian itu marah. Mereka mengejar, melempari, bahkan mencoba memukul kendaraan tersebut. Tapi rantis itu berhasil menerobos dan melaju lebih jauh.
Kabar kematian Affan membuat ratusan pengemudi ojek online lain bergerak. Dini hari, mereka berkumpul di depan Markas Komando (Mako) Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.
Massa beratribut ojol itu memenuhi jalanan, menuntut keadilan bagi rekan mereka. Tembakan gas air mata dilepaskan berulang kali untuk menghalau kerumunan, tapi mereka tetap bertahan.
Sementara itu, di RSCM, suasana duka bercampur amarah. Ketua Presidium Koalisi Ojol Nasional, Andi Kristiyanto, mengonfirmasi identitas korban. “Dipastikan meninggal di RSCM. Itu driver Gojek, namanya Affan,” ucapnya.
Tragedi ini langsung mendapat sorotan publik. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sendiri turun tangan. Ia mendatangi keluarga Affan di RSCM, memeluk erat salah satu kerabat korban, dan dengan suara lirih berkata, “Mohon maaf ya Pak.”
Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, juga menyampaikan duka cita mendalam. “Saya atas nama Polda Metro dan kesatuan menyampaikan permohonan maaf yang mendalam. Kami akan menindak tegas anggota yang melakukan kesalahan,” ujarnya.
Divisi Propam Polri langsung bergerak cepat. Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim, memastikan tujuh anggota Brimob yang berada di dalam mobil rantis saat kejadian telah diamankan. Mereka terdiri dari seorang perwira dan enam personel lainnya.
“Proses hukum dilakukan seadil-adilnya dan setransparan mungkin, bahkan melibatkan pihak eksternal,” kata Abdul Karim.
Malam itu juga, nama-nama mereka dibacakan: Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J. Pemeriksaan dilakukan oleh tim gabungan Div Propam Mabes Polri dan Korps Brimob.
Bagi keluarga Affan, semua janji penyelidikan dan permintaan maaf belum cukup menutup luka. Pemuda 20 tahun itu bukan sekadar “korban dalam peristiwa demonstrasi”. Ia adalah anak, saudara, dan kawan seperjuangan di jalanan.
Malam itu, hujan deras mengguyur Jakarta. Tapi di RSCM, ada hujan yang lebih menyakitkan: tangis keluarga yang kehilangan.
Kisah tragis Affan Kurniawan kini menjadi simbol luka sekaligus tuntutan besar terhadap aparat: agar nyawa rakyat kecil tidak lagi melayang sia-sia di tengah hiruk pikuk demonstrasi. (Diolah dari berbagai sumber)
Keterangan Foto:
Tangkapan layar X saat kendaraan taktis Brimob menabrak driver ojek online, Kamis (28/8/2025) malam. (Foto: Tangkapan layar X)


