Taman Labirin Balai Kota Bandung, Warisan Sejarah yang Tetap Asri
BANDUNG INSPIRA – Taman Labirin Balai Kota Bandung menjadi salah satu destinasi favorit warga untuk bersantai dan menikmati udara segar. Meski bernama ‘labirin’, taman ini tidak menyerupai labirin rumit yang penuh jalan berliku. Justru, desainnya sederhana dan mudah dijelajahi, sehingga pengunjung dapat dengan leluasa berjalan santai di tengah rimbunnya pepohonan.
Dengan luas sekitar 1.300 meter persegi, taman ini dipenuhi tanaman hijau dan pohon-pohon bersejarah yang memberikan kesan sejuk dan asri. Dua patung merpati putih yang berdiri gagah menjadi ikon yang selalu menarik perhatian pengunjung. Tak hanya itu, tersedia banyak kursi taman dan spot foto yang instagramable, menjadikannya tempat ideal untuk bersantai maupun mengabadikan momen.
Kebersihan taman juga menjadi daya tarik tersendiri. Hampir tak terlihat sampah berserakan karena di setiap sudut taman disediakan tempat sampah yang memudahkan pengunjung menjaga lingkungan tetap rapi. Saat malam tiba, lampu-lampu taman yang menghiasi area ini menciptakan suasana hangat dan romantis, sementara batu-batu bulat di sekitarnya bisa dimanfaatkan untuk duduk santai.
Tak hanya menyajikan keindahan, Taman Labirin juga memiliki sejarah panjang. Dahulu, kawasan ini dikenal sebagai Pieters Park atau Sitjhoff Park, dibangun untuk mengenang Asisten Residen Priangan, Pieter Sitjhoff, atas jasanya dalam pembangunan Kota Bandung. Pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung, taman ini diperbarui menjadi lebih modern dan ramah pengunjung.
Berlokasi di Jalan Wastukencana No. 2, Babakan Ciamis, Sumur Bandung, taman ini terletak sangat strategis, hanya beberapa langkah dari Taman Balai Kota Bandung. Menariknya, pengunjung tidak dipungut biaya masuk, dengan jam operasional mulai pukul 07.00 hingga 20.00 WIB. Dengan keindahan dan sejarah yang dimilikinya, Taman Labirin Balai Kota Bandung tak hanya menjadi ruang hijau untuk melepas penat, tetapi juga simbol harmoni antara sejarah, budaya, dan kehidupan modern Kota Bandung. (Adelya/Syahra) **
Sumber foto: Adelya


