BANDUNG INSPIRA – Ridwan Kamil pastikan Penerimaan Perserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2022 dukung penuh warga miskin atau tidak mampu. Untuk itu, Emil tegaskan agar Dinas Pendidikan mendesain PPDB secara adil dan transparan melalui tekonologi.
“Yang lagi urgent yang sedang kami monitor adalah, ribuan orantua lagi cemas, ingin memastikan anaknya masuk sekolah. Nah sistem Jawa Barat sudah di desain sebagai sistem penerimaan PPDB, satu yang adil, kedua sistemnya tangguh transparan. Jadi saya pesan tadi tolong seadil-adilnya dan harus membela warga miskin,” ujar pria yang akrab disapa Emil ini saat meninjau sistem PPDB di kantor Disdik Jabar, Jalan Rajiman, Selasa (7/6/2022).
Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan tidak anak putus sekolah pada tahun ajaran baru nanti. Disamping itu, berbagai upaya untuk membantu warga miskin telah dilakukan, salah satunya menggandeng yayasan sekolah swasta untuk dapat menerima secara gratis warga yang tidak mampu.
Tahun ini diakuinya, setiap kabupaten/kota rata-rata menyiapkan 700 kuota kursi bagi warga miskin secara gratis.
“Tahun lalu sekolah swasta yang berbaik hati menggratiskan dari mereka itu hanya 70 siswa di satu sekolah saja. Sekarang kita gerakkan, kita ajak ngobrol dari hati kehati para yayasannya itu dan ratusan sekolah mau membantu. Hasil hitungan kita tadi saja satu kota sudah 700-an kursi gratis dari swasta, kalikan 27 (kabupaten/kota di Jabar) saya asumsikan udah beribu ribu yah, dan itu luarbiasa,” jelasnya.
Program yang disebut Sekolah Swasta Peduli Dhuafa itu, sambungnya, sebagai bentuk keterlibatan masyarakat dalam dunia pendidikan terutama di Jabar. Emil pun mengapresiasi yayasan yang telah bersedia turut membantu Pemprov Jabar dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui program tersebut.
“Ini gotong royong yang luar biasa karena itu sampaikan, pak gubernur mengucapkan terima kasih kepada semua sekolah swasta yayasan yang menggratiskan anak-anak dhuafa yang dulunya hanya satu sekolah, sekarang ratusan sekolah swasta ikutan dalam peogram keadilan bagi keluarga miskin atau tidak mampu,” tandas Emil. (TRI)