BERITA INSPIRA – Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza sudah berlangsung sejak Jumat (24/11). Israel dan Hamas sepakat menerapkan gencatan senjata selama empat hari setelah peperangan di Jalur Gaza.
Hingga Senin (27/11) kemarin, Hamas sudah membebaskan kurang lebih 62 orang dengan rincian 40 warga Israel, 17 orang Thailand, seorang warga Filipina, satu orang Israel-Rusia, serta tiga warga negara asing.
Angka total tersebut melebihi jumlah yang diminta Israel untuk membebaskan 50 sandera dalam empat hari gencatan senjata.
Dibalik gencatan senjata yang dilakukan oleh Hamas dan Israel, tidak henti-henti kabar baik tentang tawanan Israel yang mengungkap kenyamanannya selama berada di penjara Palestina.
Salah satunya diungkapkan oleh seorang youtuber asal Indonesia, Muhammad Husein Gaza. Ia menceritakan sebuah kisah romantis dari seorang tawanan Israel kepada para pejuang Gaza.
Ia mengungkapkan tawanan Israel dari usia nenek-nenek, wanita bahkan hingga anak-anak meninggalkan penjara Palestina dengan melambai-lambaikan tangan mereka. Ia menyebut bahwa tawanan-tawanan tersebut seolah-olah berat hati untuk meninggalkan para pejuang Gaza.
Diungkapkan juga oleh Muhammad Husein, sebuah surat yang dirilis oleh pejuang Al-Qassam. surat ini ditulis oleh seorang warga sipil Israel dengan usia 44 Tahun. Ia bernama Daniel Aluni yang ditawan bersama putrinya 6 tahun, Emilia. Pada saat ditangkap mereka sedang berada disekitar Kibbutz, Nir Oz.
Daniel menulis dua lembar surat dengan bahasa Ibrani. Diterjemahkan dengan bahasa Arab, Muhammad Husein menyampaikan isi surat tersebut kepada para penonton.
Berikut merupakan isi surat tersebut.
“Kepada para jenderal yang telah menemaniku selama beberapa pekan terakhir, tampaknya kita akan segera berpisah besok. Tapi saya ingin berterimakasih kepada kalian dari hati yang terdalam.
Terimakasih atas kemanusiaan yang kalian tunjukkan, yang sangat luar biasa, terutama kepada gadis cilikku, kepada putriku, yang bernama Emilia.
Kalian sudah seperti orang tua baginya, kalian membiarkan Emilia masuk ke kamar kalian, setiap kali dia memintanya. Emilia mengaku bahwa ia merasa kalian adalah sahabat-sahabatnya, bahkan tidak hanya sahabat, kalian telah menjadi sosok yang sangat baik yang dicintai Emilia.
Terimakasih, terimakasih, terimakasih, terimakasih atas berjam jam yang kalian habiskan untuk Emilia layaknya seorang pengasuh anak.
Terimakasih karena kalian telah bersabar terhadapnya, kalian sediakan untuknya manisan, buah-buahan dan apapun yang ia minta meskipun tidak tersedia.
Anak-anak memang tak seharusnya berada dalam penyanderaan, tapi berkat kalian dan berkat orang-orang baik lainnya yang kami kenal di sepanjang perjalanan kami, putriku, Emilia telah merasa dirinya seperti seorang ratu di Gaza. Bahkan ia mengaku bahwa ia merasa dirinya telah menjadi pusat perhatian dunia.
Selama kami di tawan, kami tak pernah mendapatkan perlakuan rasis sedikitpun. Bahkan para komandan kalian memperlakukan Emilia dengan kasih sayang dan cinta, selamanya aku akan terus berhutang budi kepada kalian karena putriku keluar dari Gaza tanpa trauma sama sekali.
Aku akan selalu mengingat kebaikan yang kalian lakukan, meski kalian harus hidup dalam kondisi yang sangat sulit dan kerugian besar yang kalian derita di Gaza.
Saya harap sekiranya kami bisa benar-benar menjadi teman-teman yang baik untuk kalian. Saya berharap kalian semua senantiasa berada dalam keadaan sehat wal afiat.
Salam cinta dan keselamatan untuk kalian, untuk anak-anak kalian dan untuk keluarga kalian. Terima kasih banyak
Daniel dan Emilia.”
Menurut Muhammad Husein ini adalah bukti nyata kebaikan dan ketegaran warga Palestina yang mampu memberikan keadilan dan kemuliaan bagi para tawanan Israel. (mia)**