BANDUNG, INSPRA – Konsep perubahan yang diusung bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan bukan untuk kepentingan individu ataupun partai. Perubahan justru harus dirasakan masyarakat yang ditandai dengan peningkatan kesejahteraan.
Anies mengatakan, indikator belum meningkatnya kesejahteraan masyarakat adalah penurunan daya beli seiring kenaikan harga kebutuhan pokok. Kondisi tersebut dialami masyarakat, baik di perkotaan maupun desa.
Atas dasar itu, ia berkomitmen untuk memprioritaskan pembangunan desa. Pasalnya, desa merupakan lumbung untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pokok seluruh masyarakat.
“Prioritas utama kita adalah pembangunan desa. Di situlah kita menerima produk-produk yang kita terima selama ini, beras kita, buah-buahan kita, semua produk pangan itu dari desa,” ujar Anies usai menghadiri Apel Akbar Desa Bersatu di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu (1/10/2023).
Selain itu, Anies bersama bakal calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar juga merencanakan untuk membuat program-program desa yang lebih komprehensif. Sehingga, masyarakat di desa-desa memiliki hidup lebih baik.
“Kita merencanakan program yang lebih komprehensif agar desa-desa bisa maju, petani lebih sejahtera, peternak sejahtera, nelayan juga begitu. Ini usaha yang akan kita lakukan lewat perubahan,” kata Anies.
Senada, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Jabar, Haru Suandharu menerangkan, banyak masyarakat desa yang belum merasakan perubahan atas berbagai kebijakan pemerintah saat ini. Sehingga, perlu regulasi yang benar-benar berpihak kepada masyarakat desa.
“Kan petani tinggal di desa, nelayan tinggal di desa, industri juga orang-orang desa yang bekerja, mereka ingin lebih baik dan lebih sejahtera,” tutur Haru.
Sebagai contoh, Haru memaparkan, tingginya arus urbanisasi terjadi karena masyarakat desa tidak mendapatkan penghidupan layak. Karenanya, program yang lebih komprehensif harus diwujudkan agar masyarakat desa bisa lebih sejahtera.
“Kita dorong Bumdes, kita juga harus perluas sentra industri di daerah yang pertumbuhannya cepat tapi suplainya kurang. Kita berdayakan desa-desa dengan proyek-proyek nasional agar masyarakat tidak perlu ke kota, cukup tinggal di desa. Misalnya industri pupuk ada di desa, manufaktur ada di desa,” pungkasnya. *(e.nirmayadi)