BANDUNG INSPIRA – Unggahan video yang memperlihatkan sekumpulan orang melakukan tradisi pacu jalur, viral di TikTok. Dalam video yang beredar, beberapa pria terlihat mendayung perahu sementara seorang anak berdiri di ujung depan perahu sambil menari.
Video tersebut dipadukan warganet dengan suara latar lagu “Biser King Dom Dom Yes Yes” yang dipopulerkan penyanyi asal Turkiye, Biser King.
Selain video pacu jalur yang asli, beberapa warganet juga memparodikan pacu jalur menggunakan alat seadanya. Menggunakan bangku dan berdiri diatas nya, berjoget sambil menirukan tarian anak kecil yang berada diujung depan dan belakang perahu.
pacu jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional yang berasal dari Kuantan Singingi (Kuansing), Pronvinsi Riau. Perahu yang digunakan terbuat dari kayu gelondongan dan disebut oleh masyarakat setempat sebagai jalur. Di daerah asalnya, pacu jalur sudah masuk ke dalam kalender pariwisata yang diadakan oleh masyarakat Kuansing dan dijadikan pesta rakyat.
Pacu jalur yang menjadi tradisi khas masyarakat Kuansing ternyata bukanlah ajang seru-seruan biasa. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tradisi tersebut merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dankeringat yang dikeluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Tidak mengherankan jika masyarakat Kuansing dan sekitarnya tumpah ruah saat tradisi ini digelar.
Bahkan, beredar cerita bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi pacu jalur.
SEJARAH PACU JALUR
Hasbullah menjelaskan bahwa pacu jalur berasal dari dua kata, yakni pacu dan jalur. Seperti yang sudah disebutkan, jalur merupakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan. Sementara pacu adalah perlombaan memacu atau mendayung. Jika dua kata tersbeut digabungkan, pacu jalur artinya adalah perlombaan dayung menggunakan jalur. Menurut Hasbullah, perlombaan pacu jalur sudah dikenal warga Rantau Kuantan sekitar tahun 1990.
Pada saat itu, kebanyakan transportasi yang dipacukan adalah perahu-perahu besar yang digunakan sebagai alat transportasi. Dalam perkembangannya, pacu jalur diadakan di kampung-kampung di sepanjang Batang Kuantan.
Warga setempat menggelar pacu jalur untuk memeringati dan merayakan hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad, Hari Raya Idul Fitri, maupun Tahun Baru Islam.
Pemenang pacu jalur dulunya tidak mendapat hadiah. Namun, selepas pacu jalur digelar, warga menggelar makan bersama dengan menyantap konjo, godok, arau lopek. Itu dia sejarah tentang pacu jalur ya sobat, menurut sobat inspira bagaimana nih, apakah ada yang mencoba?. (riska)**