BANDUNG INSPIRA – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya pada Kongres VI Partai Demokrat, menegaskan komitmen Partai Demokrat untuk mendukung Pemerintahan Presiden Prabowo. SBY juga mengingatkan etika politik dan pentingnya kesetiaan bagi kader Demokrat.
“10 tahun saya memimpin negeri dengan dukungan penuh Partai Demokrat, tidak pernah terlintas di pikiran saya, apalagi sampai melakukan cawe-cawe dan intervensi buruk untuk merampas kedaulatan sebuah partai. Partai manapun dan apapun posisinya. Ini adalah etika dan moral politik yang saya pahami, serta kepatuhan terhadap hukum,” tegas SBY.
SBY kemudian menekankan bahwa banyak sekali godaan bagi para penguasa di bidang politik. Penyalahgunaan kekuasaan merupakan hal yang termasuk dalam pelanggaran konstitusi. Ia menekankan jangan sampai ada kadernya yang melakukan hal-hal tersebut.
“Penyalahgunaan kekuasaan adalah dosa terbesar, perbuatan tercela, dan hakikatnya adalah pelanggaran terhadap amanah konstitusi. Jangan pernah ada kader Partai Demokrat yang melakukan dosa besar seperti ini” ujarnya.
Terkait peran Demokrat dalam mendukung Pemerintahan Prabowo, SBY menegaskan bahwa Demokrat akan menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk mengawasi jalannya pemerintahan.
“Bagi kader yang mengemban tugas di parlemen. Fraksi Demokrat maupun individu, teruslah mendukung dan mengawal suksesnya pemerintah. Wujudnya dengan memastikan jajaran pemerintahan, menteri, dan lembaga untuk menjalankan tugasnya dengan proper merujuk pada Undang-Undang dan menjalankan good government,” jelasnya.
“Wujud kesetiaan dan dukungan demokrat termasuk mencegah para menteri dan pembantu presiden melakukan kesalahan dan penyimpangan. Jika selalu membenarkan elemen pemerintah yang keliru, itu justru membahayakan. Kita mengawal dan mencegah agar tidak terjadi,” tambahnya.
Dengan ini, SBY menegaskan Partai Demokrat dalam posisi mendukung Pemerintahan Prabowo dengan berpegang pada prinsip, etika politik, dan komitmen demi kemajuan bangsa. Ia berharap, kader Partai Demokrat dapat senantiasa bertanggung jawab dan terus menjaga moralitas politiknya. (Rifqi Sibyan Kamil)**
