BANDUNG INSPIRA – Berbagai isu menjadi pembahasan mendalam Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pada acara talk show yang digelar saat Pj Wali Kota Bandung A.Koswara meninjauan ruang publik di kolong Jembatan Pasupati, Senin (3/2/2025).
Kesempatan ini juga menjadi momen penting untuk menjawab beberapa pertanyaan publik, terkait permasalahan di Kota Bandung seperti
banjir dan sampah. Untuk mengatasinya, Pemkot Bandung telah melakukan beragam upaya.
Pj Wali Kota Bandung A.Koswara mengungkapkan, setelah permasalahan banjir dikaji dan ditelaah oleh DSDABM (Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga), penanganan banjir paling efektif untuk kota ini adalah dengan menggunakan kolam resapan.
Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi kontur tanah, kewilayahan, dan juga sistem drainase.
Solusi ini membuahkan hasil yang memuaskan, terbukti dengan berkurangnya titik genangan dari 68 menjadi 8 titik genangan saja. Genangan yang muncul pun tidak akan bertahan lama bahkan bisa surut dalam kurun waktu 1 jam.
Disamping itu, menurut Koswara, masalah sampah pun menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir. Hal ini dikarenakan saat ada sampah yang dibuang dijalan, sampah itu akan berakhir di drainase yang membuatnya tersumbat sehingga air akan meluap dan banjir terjadi.
Langkah penanganan sampah pun langsung dengan sigap dilakukan oleh Pemkot Bandung dengan cara strategi menghabiskan sampah di sumbernya. Hal ini dilakukan agar tidak tergantung kepada infrastruktur sampah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung bertanggung jawab untuk hasil residunya. Tetapi ketika sampah itu masih bisa didaur ulang, maka sampah itu akan diproses. Untuk sampah organik bisa kembali diolah menjadi kompos dan sampah anorganik dimasukan ke bank sampah untuk diolah kembali.
Pendekatan ini mewajibkan agar sampah dikelola disumber sampah itu terproduksi. Setidaknya jika pengelolaan tidak dapat dilakukan, maka sampah harus dipilah karena itu merupakan setengah dari proses pengelolaan sampah.
“Contoh yang sudah mengelola sampah dengan bagus itu banyak. Ada RW yang sudah tidak menghasilkan sampah lagi ada juga hotel dan komersial yang sudah tidak menghasilkan sampah lagi. Jadi yang contoh-contoh seperti itu bukan hal yang tidak mungkin,” tambah Koswara.
Untuk itu, lebih jauh Ia juga menjelaskan program Kampung Bebas Sampah (KBS) merupakan solusi terbaik dalam pengelolahan sampah masyarakat yang diolah secara mandiri.
“Dari 1.500 sekian RW yang sudah menjadi KBS itu ada 114 sudah hampi 25 persen, itu juga klasifikasinya ada yang 30 persen sisanya dan ada yang nol persen,” tuturnya.
Disampaikannya, Wali Kota Bandung terpilih sudah mempunyai target sampai dengan 100 hari itu ada 500 KBS. “Karena menurut saya ini program harus dilanjutkan terus karena dengan memilah atau mengelolah sampah di sumber maka kewajiban atau beban kota berkurang,” tandas Pj Wali Kota Bandung. (Ari/Dista) **