BANDUNG INSPIRA – Anggota DPRD Jawa Barat, Saeful Bachri, menyuarakan keprihatinannya atas alih fungsi lahan yang semakin marak terjadi, khususnya di wilayah Baleendah, Kabupaten Bandung. Menurut Saeful, lahan pertanian di Baleendah terus menyusut dari tahun ke tahun.
Dalam kesempatan pertemuan bersama masyarakat, ia menyoroti pentingnya perhatian khusus dari pemerintah, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten, untuk mempertahankan lahan-lahan sawah abadi yang menjadi sumber ketahanan pangan.
Saeful menyebutkan bahwa perlindungan sawah abadi yang sering digaungkan pemerintah membutuhkan pendekatan baru. Pemerintah diminta untuk memberikan insentif, baik kepada pemilik lahan maupun pemerintah desa, agar mereka terdorong untuk mempertahankan lahan-lahan pertanian yang ada.
“Jika tidak ada upaya perlindungan yang serius, dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, lahan sawah bisa semakin berkurang atau bahkan hilang sepenuhnya, tergantikan oleh lahan non-pertanian,” kata Saeful. Minggu, 24 November 2024
“Contohnya saja di Manggahang, lahan-lahan sawah di sekitar SMK sudah banyak yang beralih fungsi. Jika ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan memicu pemilik sawah lain untuk menjual lahan mereka,” ungkap Saeful.
Ia menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan isu ini di Komisi II DPRD Jawa Barat agar pemerintah dapat mengambil langkah konkret dalam melindungi sawah abadi.
Selain perlindungan lahan, Saeful juga menyinggung tentang program ketahanan pangan yang merupakan bagian dari visi pemerintah pusat.
Ia menyampaikan bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu upaya menuju swasembada pangan. Untuk mendukung ini, diperlukan ketersediaan lahan yang memadai, keterlibatan semua pihak, mulai dari penyuluh hingga masyarakat.
Tak hanya itu, Saeful juga menyoroti isu regenerasi petani yang menurutnya cukup memprihatinkan. Ia menyebut program petani milenial yang sebelumnya ramai di media sosial sebagai salah satu upaya menarik minat generasi muda pada sektor pertanian.
Namun, ia merasa bahwa konsep tersebut masih perlu diperjelas. Banyak pertanyaan dari masyarakat terkait gaji yang dijanjikan bagi petani milenial, apakah ini berbasis penghasilan atau gaji bulanan.
“Saya akan menindaklanjuti program ini dengan Dinas Pertanian untuk memastikan apa yang dimaksud dengan petani milenial,” tuturnya.
“Kita butuh generasi muda yang siap meneruskan usaha tani, sehingga sektor pertanian tetap menjadi sektor yang menarik dan menjanjikan untuk masa depan,” tutup Saeful. (Heddy)**