BANDUNG INSPIRA – Penabuh drum wanita progresif asal Semarang, Bunga Bangsa kembali melahirkan karya apik bernuansa cross culture dengan sentuhan gamelan Banyuwangi serta ritme Latin percussion (multietnik) berjudul Rurah.
Single Rurah menjadi lagu ke-3 yang sebelumnya Bunga Bangsa sukses merilis Panggrantesing Jagad (Kesedihan Bumi/2020) dan Prahara Rusaking Jagad (Kejadian Rusaknya Bumi/2021).
Bahkan, Bunga Bangsa juga sukses memecahkan rekor Muri sebagai Remaja Perempuan Penabuh Drum Terlama dengan waktu 22 Jam pada tahun 2021 silam.
Bukan Bunga Bangsa jika hanya merilis single biasa, dara yang genap berusia 18 tahun pada peluncuran single Rurah 31 Mei malam kemarin di CGV PVJ Kota Bandung, begitu piawai meramu beragam perabotan yang sudah tidak terpakai (sampah).
Diakui pemilik nama lengkap Monica Keiza Bunga Keinanti Rurah merupakan single yang sangat spesial karena mengangkat sisi lain dari dirinya.
“Ini single yang spesial banget karena nunjukin sisi berbeda, ceritanya aku main drum, tapi di sini aku perkusi memainkan alat sampah jadi excited banget,” ungkapnya bahagia.
Diceritakannya, Rurah merupakan sekuel runtutan cerita rusaknya Bumi dan seisinya, tentang egosentris manusia belakangan ini.
Manusia yang mulai hanya memikirkan keingina sendiri hingga tega melakukan segalanya dengan cara apa pun untuk memenuhi nafsu yang tidak pernah tercukupi.
Bahkan, dalam MV Rurah yang rilis pada hari yang sama itu, Bunga mengilustrasikan dirinya menjadi tiga karakter berbeda mulai dari Ratu Ideologi Sampah, Pemberontak, dan Rakyat Jelata.
Konsep musik MV sekaligus Rurah hampir sama seperti lagu-lagu sebelumnya yang mengusung cross culture dari gamelan Banyuwangi serta ritme Latin percussion (multietnik).
Pada single Rurah, Bunga pun menggandeng atau berkolaborasi dengan Komunitas Musik Tradisional Banyuwangi dan United States of Bandung Percussion (USBP). Bunga tampil tidak memainkan drum, akan tetapi menggunakan beragam perabotan yang sudah tidak terpakai (sampah).
Menurutnya, pada pembuatan MV Rurah, dirinya menemukan berbagai tantangan selama pembuatan MV Rurah seperti menjadi tiga karakter berbeda sampai mengikuti koreo yang tidak biasa.
Di MV sebelumnya, Bunga lebih banyak menampilkan kelihaiannya bermain drum, begitu juga di video cover lainnya di YouTube Channel @bungabangsaofficial.
“Yang pasti, aku mau ucapin terima kasih untuk superteam yang sudah nyiapin acara sampai hari ini, kalian keren banget terima kasih banyak. Dan terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam pembuatan video klip dan lagu ini,” katanya.
Hadir dalam penayangan MV Rurah sosok seniman, aktor dan budayawan Sunda, Budi Setiawan Garda atau Budi Dalton. Ia menyebut Bunga merupakan musisi yang out of the box dengan menciptakan box untuk diikuti musisi-musisi lain.
“Dalam sebuah karya komen itu ada dua biasanya, miring atau jelek, atau bagus. Untuk karya ini sebetulnya saya tidak ada opsi karena tidak ada pilihan. Karena luar biasa, jadi teu kudu dikomentaran,” ucap Budi.
Budi juga membeberkan, bagaimana Bunga Bangsa serius menekuni alat musik drum sejak berusia 7 tahun. Ia juga melihat proses perubahan Bunga dari sekadar bermain musik menjadi pekerja musik melalui karya-karya yang sudah dirilis baik single maupun kolaborasi.
“Sampai yang barusan Rurah itu ada proses-proses, saya melihat Bunga Bangsa bermain drum, lalu berubah bermain musik, kelanjutannya berkarya musik dan yang terakhir tiba-tiba jadi pekerja musik,” tutur Budi.
Lebih jauh Budi berharap Bunga bisa terus konsisten bermain drum dan menghasilkan karya-karya yang menginspirasi anak muda dan musisi Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, mentor Bunga Bangsa, Rifki13 telah menyiapkan rencana besar membuat album dalam waktu dekat.
“Ya saya sependapat dengan Babeh (Budi Dalton) mudah-mudahan Bunga bisa terus konsisten di drum, karena perjalanan masih panjang,” tandasnya. (Tri Widiyantie) **