BANDUNG INSPIRA – Dalam kehidupan dunia, kita kerap lupa bahwa segalanya tidak ada yang abadi. Apa yang dikejar hari ini, bisa saja lenyap esok hari. Kehidupan di dunia bagaikan aliran air.
Dalam sebuah ceramah, Ustaz Subki Al Bughury mengajak jamaah untuk mentadaburi satu perumpamaan yang disampaikan Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 45, tentang dunia yang disamakan dengan air hujan. Sebuah perumpamaan sederhana, tetapi sarat makna.
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ فَاَصْبَحَ هَشِيْمًا تَذْرُوْهُ الرِّيٰحُۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا
Artinya: “Buatkanlah untuk mereka (umat manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, yaitu ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering kerontang yang diterbangkan oleh angin. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Ustaz Subki menyebutkan dalam tafsir Al-Qurthubi, terdapat empat persamaan antara kehidupan dunia dengan air. Yang pertama, air tak pernah diam. Ia mengalir, berubah bentuk, dan terus bergerak. Begitu pula dunia. Tidak ada yang tetap. Wajah kehidupan ini berubah-ubah setiap hari. Seseorang bisa tertawa hari ini, menangis esok hari.
Kedua, air itu lekas pergi dan tidak akan pernah kekal. Begitu juga dunia, dunia ini fana dan tidak akan pernah kekal. Baik dunia itu sendiri ataupun orang yang hidup di alam dunia.
“Semuanya akan sirna, kekayaan, pangkat, jabatan, kecantikan, apapun yang dimiliki manusia semuanya tidak akan pernah kekal abadi,” jelas Ustaz Subki.
Ketiga, siapa pun yang masuk ke dalam air, pasti akan basah. Begitu juga dengan dunia, tak ada manusia yang bisa hidup di dunia tanpa terkena dampaknya. Pasti akan diuji. Pasti akan mengalami fitnah, kesulitan, dan cobaan.
“Apabila dia hidup dalam kehidupan dunia pasti akan ada fitnah, akan ada penyakit-penyakit dunia yang akan dialami oleh manusia,” jelasnya.
Keempat, air dalam jumlah sedikit bisa menyuburkan dan memberi manfaat. Tapi jika terlalu banyak, ia bisa menghancurkan. Begitulah dunia. Jika cukup, ia menenangkan. Tapi jika berlebihan, bisa menenggelamkan. Kisah Qarun adalah contohnya.
Maka dari itu, Ustaz Subki mengingatkan untuk senantiasa berdoa, salah satunya adalah dengan doa keteguhan hati.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Doa ini menjadi doa agar diberikan keteguhan hati dan terus istqomah dalam menjalankan perintah Allah SWT. (Rifqi Sibyan Kamil)**