Pemprov Jabar Kucurkan Rp5 Miliar untuk 1.800 Santri Kurang Mampu
BANDUNG INSPIRA – Tahun 2025 menjadi tahun yang sedikit lebih ringan bagi ribuan santri di Jawa Barat. Melalui program beasiswa khusus, Pemprov Jabar mengucurkan dana sekitar Rp5 miliar untuk 1.800 santri kurang mampu. Bantuan ini mencakup biaya makan, kitab, hingga sarung—membuat para santri bisa fokus mengaji.
Ahmad Patoni, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Jabar, menyebut ada 1.800 santri yang akan menerima bantuan ini. Jumlah itu dipilih dari sekitar 2.500 pendaftar yang masuk. “Prosesnya tinggal verifikasi akhir, setelah semua usulan dari kabupaten/kota kami kumpulkan,” ujar Patoni di Gedung Sate, Bandung, Selasa (16/9/2025).
Bantuan ini bukan sekadar angka di atas kertas. Setiap santri penerima akan mendapat beasiswa senilai Rp2,75 juta untuk tiga bulan—Oktober, November, dan Desember. Dana itu mencakup biaya makan harian, sekitar Rp25 ribu per hari, ditambah bantuan untuk membeli sarung, peci, hingga kitab. Jika dihitung dalam setahun, nilainya bisa mencapai Rp10 juta, sebuah angka yang sangat berarti bagi mereka yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Distribusi beasiswa akan menjangkau 27 kabupaten/kota. Daerah dengan jumlah pesantren besar seperti Tasikmalaya, Bogor, dan Sukabumi tentu mendapat porsi lebih. Namun, Patoni memastikan, “Semua kabupaten/kota tetap kebagian. Kita gunakan rumus profesional, sesuai jumlah pesantren dan santrinya.”
Bagi para santri, bantuan ini lebih dari sekadar angka. Ini berarti mereka bisa fokus mengaji tanpa harus terus memikirkan bagaimana cara menutup biaya makan. Program ini juga menjadi pengakuan atas peran pesantren dalam membentuk generasi bangsa.
Soal masa depan program, Patoni mengaku belum bisa memastikan. Belum ada evaluasi resmi, namun antusiasme masyarakat sangat tinggi. “Kami berharap bisa dilanjutkan. Kalau tahun depan diteruskan, tentu santri yang sekarang sudah terdata bisa ditambah lagi kuotanya,” katanya.
Kelak, dana akan disalurkan melalui kerja sama dengan perbankan. Ada kemungkinan bank datang langsung ke pesantren, atau pencairan dilakukan di satu titik tertentu agar memudahkan santri penerima.
Meski angka 1.800 santri sudah ditetapkan, Patoni yakin jumlah sebenarnya jauh lebih besar. Banyak yang belum sempat mendaftar karena waktu pendaftaran hanya sepuluh hari. “Kalau durasi diperpanjang, pasti lebih banyak. Karena kebutuhan santri di Jawa Barat ini memang tinggi,” ujarnya. (Tim Berita Inspira)


