BANDUNG INSPIRA – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menyebut kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Kota Bandung dua pekan ini diakibatkan oleh faktor cuaca.
Disamping itu, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan pada Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan kenaikan harga kepokmas di Kota Bandung juga diakibatkan oleh permintaan yang meningkat menjelang hari raya Idul Adha.
“Kalau terkait barang-barang kaya cabai memang lagi musim gagal panen, dampak dari faktor cuaca yang buruk. Akhirnya panen tidak terlalu banyak dan stok berkurang,” ungkap Meiwan saat dihubungi, Selasa (21/6/2022).
Terlebih, ungkapnya, komoditas hasil pertanian yang didatangkan dari Jawa Timur, Bandung Raya, Garut dan Tasik itu cepat membusuk akibat cuaca yang tidak menentu.
Sementara untuk harga terigu, kenaikan dipengaruhi oleh faktor impor dari luar negeri yang pasokannya saat ini terganggu. Meski menurutnya, kenaikan harga terigu tidak terlalu signifikan. Ia juga berharap kenaikan kepokmas jelang Idul Adha tidak terlalu tajam.
“Kalau terigu saya pikir naiknya tidak signifikan itu imbas dari yang impor, dan diharapkan kenaikan jelang Idul Adha meski biasa naik jangan terlalu tinggi kenaikannya,” tutur Meiwan.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan pantauan di Pasar Kosambi, Selasa (21/6/2022) harga cabai melonjak cukup tinggi. Seperti, cabai rawit yang kini menembus Rp100.000 per kilogram yang sebelumnya berada di kisaran Rp50.000-70.000 per kilogram.
Tak hanya jenis cabai rawit, cabai tanjung dan keriting pun mengalami kenaikan. Saat ini harga cabai tanjung berkisar dari Rp80.000-100.000 per kilogram. Sedangkan untuk cabai keriting berkisar di Rp80.000 per kilogram yang sebelumnya hanya Rp.60.000 per kilogram.
Selain cabai, bawang merah yang kini berada di harga Rp60.000 per kilogram juga mengalami kenaikan hampir 100 persen dibanding harga 2 minggu lalu yang berkisar di Rp30.000-40.000 per kilogram. (TRI)