BANDUNG INSPIRA – Pemilihan Ketua KONI Jawa Barat periode 2022-2026 harus menjadi titik balik kembalinya marwah organisasi tersebut. Sebab, orang nomor satu di induk olahraga itu harus sosok yang benar-benar mengerti dan menggeluti pembinaan atlet.
Hal ini disampaikan mantan ketua KONI Jawa Barat, Eka Santosa menyikapi akan digelarnya musyawarah olahraga provinsi (musorprov) KONI Jawa Barat pada 22-23 Desember di Bandung, yang salah satu agendanya memilih ketua. “Pihak yang tidak berkompeten di olahraga, minggir saja. Ngapain pengacara, lalu ada markus (makelar kasus). Jangan begitu,” kata Eka di Bandung, Rabu (21/12).
Eka menyebut, saat ini marwah KONI harus dikembalikan sebagai organisasi yang fokus membina atlet, bukan ikut serta dalam pembangunan fisik seperti gedung dan lainnya. Menurutnya, hal ini penting agar pengurus fokus membina atlet sehingga berdampak terhadap prestasi yang baik.
Sebagai mantan ketua KONI Jawa Barat pada 2002 silam, Eka merasa khawatir dengan kondisi saat ini karena pengurus KONI terlibat dalam pembangunan fisik sehingga kurang fokus dalam pembinaan atlet. “Kita rindu atlet-atlet Jawa Barat yang ikut mengharumkan nama bangsa,” kata dia.
Menurutnya, pembangunan sarana olahraga merupakan tugas pemerintah. “Biarkan itu tugas pemerintah, KONI fokus membina atlet saja. Kalau ada kebutuhan sarana, lapor ke dispora (dinas pemuda dan olahraga),” katanya.
Lebih lanjut, Eka pun meminta kepengurusan di KONI Jawa Barat jangan terlalu gemuk. Sebagai organisasi, menurutnya KONI hanya mengkoordinasikan pembinaan dengan pengurus cabang olahraga (cabor).
“KONI berperan sebagai koordinator. Untuk prestasi dan pembinaan ini, perangkatnya tidak harus terlalu gemuk. Cukup dengan ketua, wakil ketua, bidang, dan OKK. Tidak perlu ada ketua harian,” tegasnya.
Eka pun meminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut bertanggungjawab dalam terbentuknya pengurus KONI yang ideal. Terlebih agar turut serta untuk memastikan ketersediaan sarana olahraga yang dibutuhkan.
“Sehingga gubernur juga harus bertanggungjawab dalam pembinaan atlet. Harus bisa menyiapkan sarana, dan ikut serta menjaga pemilihan ketua KONI agar terbebas dari jual beli suara,” tegasnya. (EN)