BANDUNG INSPIRA – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa produksi beras nasional hingga bulan April mengalami surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini ia sampaikan setelah pertemuan dengan Presiden Prabowo di Istana Merdeka pada Rabu (12/03/2025).
“Kami laporkan produksi hingga april ini baik, surplus dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 2,8 hampir 3 juta ton. Hasill baik karena panenan baik, panenan baik karena penanaman yang baik,” papar Sudaryono.
Lebih lanjut, Sudaryono menjelaskan mengenai program Koperasi Merah Putih dari Kementerian Koperasi. Ia berharap adanya penyaluran dari dan untuk petani. Misalnya penyerapan hasil panen petani dan penyaluran pupuk, pestisida, dan sembako dengan harga terjangkau kepada petani.
Kementan juga mendorong peningkatan produksi dengan menargetkan dan menjaga surplus 5–6 juta ton per tahun. Dengan ini, Indonesia tidak perlu melakukan impor beras.
Untuk memastikan peningkatan produksi tersebut, pemerintah menekankan terkait percepatan proses pertanian. Pemerintah juga akan kembali menjalankan program pompanisasi untuk membantu petani menanam di saat musim kemarau.
“Begitu panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Agar jeda antara panen dan olah tanah tidak lama,” kata Sudaryono.
“Bagaimana caranya agar petani bisa menanam di bulan kemarau misalnya dengan pompa. Pompanisasi tetap kita laksanakan lagi. Pompa yang lama kita masih gunakan ditambah dengan pompa baru,” tambahnya.
Selain itu, Sudaryono menyampaikan bahwa Presiden Prabowo tidak ingin adanya pihak-pihak yang merugikan rakyat. Menurutnya, seluruh pihak juga merasa kesal atas kejadian-kejadian seperti pengurangan takaran minyak dan kualitas BBM.
“Pesan presiden tidak boleh ada siapapun itu menari-nari di atas penderitaan rakyat. Jangan sampai hanya ingin untung sesaat, rakyat banyak dikorbankan, seperti mengurangi timbangan, kualitas, volume, itu jelas kejahatan. Apalagi kalau bawa agama, ancamannya neraka,” jelasnya.
“Sekarang Pak Prabowo ingin rakyat mendapat pelayanan dengan kualitas baik dan semestinya. Semua juga marah, jangan ada orang yang kebal hukum. Kita harus tindak tegas agar ada efek jera, yang mau niat juga tidak jadi,” tegas Sudaryono.
Dengan adanya putusan dalam pertemuan tersebut, pemerintah optimis untuk menjaga ketahanan pangan dan memastikan harga tetap terjangkau bagi masyarakat. (Rifqi Sibyan Kamil)**