Sebelum serangan roket, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Hamas melancarkan “kampanye pelecehan liar” terhadap Zionis.
Mesir dan Yordania, yang menandatangani perjanjian damai dengan Zionis Yahudi beberapa dekade lalu dan berkoordinasi dengannya, dalam masalah keamanan, telah mengutuk tindakan pasukan Yahudi di lokasi tersebut.
Raja Yordania Abdullah II, mengatakan pada hari Senin bahwa tindakan “sepihak” para Zionis Yahudi terhadap Muslim di Masjid Al-Aqsa secara serius merusak prospek perdamaian di wilayah tersebut, menurut media pemerintah.
Raja Abdullah II berbicara dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres ketika dia membuat pernyataan menyalahkan Zionis atas “tindakan provokatif” di kompleks masjid yang melanggar “status quo hukum dan sejarah” tempat suci.
Terpisah, PM Yordania Bisher al-Khasawneh kepada parlemen mengatakan: “Saya harus memuji, mereka yang melemparkan batu ke semua Zionis yang menodai masjid Al Aqsa dengan perlindungan pemerintah pendudukan Israel.”
Beberapa penumpang terluka ketika bus Israel yang mereka tumpangi ke Kota Tua Yerusalem, dilempari batu oleh warga Palestina pada Hari Minggu, kata polisi, menambahkan pengunjuk rasa Al Aqsa telah menimbun batu untuk serangan terhadap pengunjung dan polisi Yahudi.
“Saya melihat dengan berat pernyataan yang menyalahkan Israel atas kekerasan yang kami alami. Beberapa mendorong pelemparan batu,” ujar Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam pernyataan video yang dikeluarkan setelah pernyataan televisi al-Khasawneh, melansir Reuters 19 April. (MSN)