BANDUNG, INSPIRA – Praktisi lingkungan sekaligus tokoh budaya, Dadang Hermawan, turut menyoroti buruknya sistem tata ruang yang terjadi di Kota Bandung.
Dadang menyampaikan, sejak tahun 2002 Pemerintah dinilai salah langkah dalam menentukan dan mengambil keputusan dalam penataan ruang Kota Bandung.
“Sejak 2002, Pemerintah Kota itu ‘chaos’ secara kebijakan tata ruang dan justru jadi tata uang. sejak itu warga Bandung sedang menuju rungkad, dan 2024 sedang menikmati ke rungkadannya,” kata Dadang.
Bahkan menurut Dadang, saat ini mendekati pendangkalan tanah di Kota Bandung.
“Sekarang hanya nunggu sesar dangkal Kota Bandung. Kalau kata Om Yesmil mah Bandung teh Kota patalogis karena diperlakukan secara berbeda dan membuat malu,” ujarnya.
Secara Ekologis, kata Dadang, Kota Bandung ini ambruk alias rungkad.
“Seperti yang saya bilang tadi, sekarang itu tinggal menunggu sampai ke sesar dangkalnya, itu kan ngeri,” kata dia.
Dikatakan Dadang Hermawan, yang terjadi saat ini semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sehingga menyebabkan banjir.
“Lihat saja, ruang hijau makin habis, RTH gak bertambah, banjir luapan semakin luas. Belum lagi tumpukan sampah dimana-mana, macet, udara tidak layak hirup, kan parah,” bebernya.
Dadang Hermawan pun meminta seluruh pihak, untuk mengecek tata kelola perubahan Kota dari masa ke masa.
“Boleh di cek di goole realtime, terlihat jelas perubahan Kota ini, dan perubahan tersebut sangat sistematis. Yang parahnya lagi perencanaan Kota itu tergantung pengusaha,” pungkasnya. *(roska)