BANDUNG INSPIRA – Ratusan pengendara ojek online dan jasa pesan antar dari berbagai penyedia layanan transportasi berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (21/9).
Mereka menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) karena dinilai memberatkan pelaku ojek online dan jasa pesan antar hingga mengurangi pendapatanya.
Menurut Ketua Federasi Serikat Pekerja Transport Daratan (FSPTD) Jawa Barat Ahmad Prayogi kenaikan BBM ini menjadi masalah baru setelah tarif dari aplikator tinggi.
“kami tidak ada maksud apapun tolong perbaiki minimal berilah subsidi bagi kami para ojek online ini” ungkap Ahmad Prayogi di lokasi.
Dengan menggunakan jaket identitasnya masing-masing, melalui poster yang dibentangkan, mereka menyampaikan aspirasi terkait dengan kenaikan harga BBM, meminta kenaikan tarif ojek online, meminta aplikator lebih memanusiakan mereka, dan menyampaikan aspirasi mengenai perserikatan pelaku transportasi darat berbasis online.
Para pengendara ojek online dan jasa pesan antar ini meminta agar Gubernur Jabar Ridwan Kamil dapat menemui massa dan menerima aspirasi mereka.
Mereka menuntut tolak kenaikan BBM dan meminta kualitas BBM dikaji kembali karena nilai oktan terlalu mudah menguap sehingga boros.
“sudah mah mahal ini oktanya sedikit jadi cepat menguap tukang ojek tuh tahu”, pungkasnya.
Mereka mengatakan jika tidak bisa menyampaikan aspirasinya langsung, akan kembali melakukan aksi yang lebih besar.
Dengan adanya aksi unjuk rasa ini, Jalan Diponegoro di depan Gedung Sate ditutup sehingga arus kendaraan dialihkan ke berbagai jalan di sekitarnya.
Sampai pukul 09.20 WIB, pengunjuk rasa masih berdatangan dari berbagai daerah di Bandung Raya.
Sehingga, jumlah pengunjuk rasa pun semakin banyak, menyesaki Jalan Diponegoro. (EN)