Luka, Cinta, dan Cerita: Menyelami Dunia Emosional Lewat Buku-buku Valerie Patkar
BANDUNG INSPIRA – Bagi kamu yang suka cerita yang dekat dengan kehidupan, penuh emosi, tapi juga hangat dan reflektif, nama Valerie Patkar pasti sudah nggak asing lagi. Penulis muda ini dikenal lewat gaya tulisannya yang jujur, lembut, tapi juga menohok.
Lewat tiap bukunya, Valerie seperti berbicara langsung pada pembaca mengingatkan bahwa nggak apa-apa untuk terluka, kehilangan arah, atau gagal mencintai, karena semua itu bagian dari menjadi manusia.
Berikut beberapa bukunya yang wajib banget masuk daftar bacaanmu:
1. Claires

‘Claires’ adalah salah satu karya awal Valerie yang berhasil mencuri perhatian banyak pembaca. Ceritanya tentang cinta segitiga yang kompleks antara tiga orang yang saling terhubung tapi nggak bisa benar-benar bersama. Valerie menulis dengan bahasa yang puitis tapi realistis, menggambarkan perasaan rindu, cemburu, dan kehilangan dengan cara yang halus. Buku ini bukan sekadar kisah cinta, tapi juga perjalanan memahami batas antara mencintai orang lain dan mencintai diri sendiri.
2. Nonversation

Kalau kamu pernah berada di fase “nggak jelas tapi nyaman”, buku ini bakal terasa sangat relate. ‘Nonversation’ menceritakan hubungan dua sahabat yang sebenarnya saling suka tapi sama-sama nggak berani mengakui.
Valerie menulisnya dengan dialog ringan dan penuh kehangatan, bikin pembaca ikut hanyut dalam hubungan yang rumit tapi manis. Di balik cerita ringan, tersimpan pesan mendalam tentang komunikasi, kejujuran, dan keberanian untuk menghadapi perasaan sendiri.
3. Serangkai

Berbeda dari karya sebelumnya, ‘Serangkai’ membawa pembaca ke suasana yang lebih dewasa dan reflektif. Ceritanya tentang kehilangan, perpisahan, dan proses berdamai dengan hal-hal yang sudah berlalu.
Valerie menggambarkan rasa duka dengan lembut, tanpa berlebihan, tapi tetap menyentuh. Banyak pembaca merasa buku ini seperti pelukan bagi mereka yang sedang dalam masa sulit, pengingat bahwa meski dunia terasa runtuh, selalu ada cara untuk bangkit lagi, pelan-pelan.
4. Lukacita

‘Lukacita’ adalah karya yang penuh perenungan. Buku ini bicara tentang cita-cita, kegagalan, dan luka yang datang ketika kenyataan nggak sesuai harapan. Tapi alih-alih sedih, Valerie menulisnya dengan nada yang hangat, seolah mengajak pembaca untuk melihat bahwa dari luka pun, kita bisa belajar hal-hal berharga. Buku ini cocok banget dibaca saat kamu lagi ngerasa stuck atau butuh motivasi untuk mulai lagi. Valerie berhasil bikin pembaca merasa dimengerti, tanpa harus memberi nasihat berlebihan.
5. Loversation

Sebagai sekuel dari Nonversation, buku ini melanjutkan kisah Theala dan Dirga dengan tone yang lebih matang. Kalau di buku pertama hubungan mereka terasa penuh kebingungan, di Loversation Valerie menampilkan proses tumbuhnya dua manusia yang belajar mencintai tanpa kehilangan diri. Ceritanya realistis nggak semua berjalan mulus, tapi justru di situlah indahnya. Valerie menunjukkan bahwa hubungan yang sehat bukan soal selalu bahagia, tapi soal bertumbuh bersama.
Lebih dari Sekadar Romansa Karya-karya Valerie Patkar membuktikan bahwa cerita cinta bisa lebih dari sekadar “happy ending”. Di balik kisah romantisnya, ada pesan kuat tentang penerimaan, kedewasaan, dan perjalanan menemukan diri sendiri.
Buat kamu yang lagi mencari bacaan hangat di tengah hari sibuk, buku-buku Valerie bisa jadi teman terbaik. Karena lewat tulisannya, kamu akan diingatkan bahwa luka bukan akhir dari segalanya, tapi awal dari memahami diri sendiri lebih dalam. (Adelya) **
Foto: Instagram @valeriepatkar


