BANDUNG INSPIRA – Libur Lebaran 2025 menjadi momen yang menguntungkan bagi sektor pariwisata Kota Bandung. Salah satunya terlihat dari lonjakan jumlah penumpang Bandung Tour on Bus (Bandros), yang meningkat hingga 93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dalam kurun waktu H+1 hingga H+7 Lebaran, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mencatat pendapatan sebesar Rp162 juta dari layanan Bandros. Angka ini hampir dua kali lipat dari pendapatan pada Lebaran 2024 yang hanya mencapai Rp80 juta.
Meski demikian, target 10.000 penumpang selama libur Lebaran belum berhasil diraih. Kepala Subbagian Tata Usaha BLUD Dishub Kota Bandung, Ade Suryana, mengungkapkan bahwa lonjakan tertinggi terjadi pada H+2 dan H+3, ketika antusiasme masyarakat untuk berwisata di dalam kota mencapai puncaknya.
“Dibandingkan dengan hari H yang sekitar 300, H+1 hingga H+3 itu merupakan puncak. Jadi kita sudah menargetkan untuk libur panjang ini sampai H+7 biasanya itu 10.000. Tercatat sampai H+7 ini memang target kita tidak terpenuhi, hanya sekitar 8.000. Namun, jika dibandingkan dengan tahun kemarin, ini kenaikannnya sekitar 93 persen pengguna Bandros,” papar Ade.
Ade juga menjelaskan telah menurunkan 12 armada Bandros sejak hari pertama operasional usai Lebaran. Armada tersebut disebar di tiga titik utama keberangkatan untuk mengantisipasi tingginya animo masyarakat.
“Mulai dari H+1 itu sudah 12 armada kita turunkan di tiga titik. Walaupun tidak mendekati target, ini merupakan loncatan yang luar biasa buat Dinas Perhubungan Kota Bandung khususnya angkutan dan yang mengelola bus Bandros ini,” ujarnya.
Tingginya minat masyarakat membuat antrean mengular di sejumlah titik, terutama di Pool Bandros Alun-alun Bandung. Bahkan, pada H+3, ada penumpang yang harus mengantre hingga empat jam untuk bisa naik Bandros dan menikmati perjalanan berkeliling kota.
Bandros sendiri menjadi pilihan favorit wisatawan yang ingin menikmati suasana Bandung secara santai dan estetik. Dengan konsep bus wisata dan rute yang melintasi ikon-ikon kota, Bandros terus menjadi daya tarik utama, baik bagi warga lokal maupun wisatawan luar daerah.
Selain itu, pengunjung juga diharapkan tetap menjaga kewaspadaan terutama saat terjadi lonjakan kunjungan. (Rifqi Sibyan Kamil)**