BANDUNG INSPIRA – Memasuki Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Keterisian kamar hotel di Kota Bandung mulai merangkak naik, bahkan salah satu hotel bintang 4 Janevalla sudah menembus 80% untuk okupansi sejak pekan kemarin.
Aufar Pradana selaku Asst Marcom Manager Janevalla Bandung mengatakan, okupansi diangka 80% tersebut sudah terjadi sejak tanggal 20 kemarin dan stabil hingga saat ini.
“Hingga akhir tahun, okupansi hotel kami mencapai 80% lebih, malahan nyaris setiap hari full dengan kapasitas 100 lebih kamar,” ujarnya.
Lebih jauh ia juga menjelaskan, rata-rata okupansi hotel Janevalla 80%. “Jadi, biasanya kita selalu menargetkan setiap harinya itu pasti ada full sih sebenarnya, jatuhnya hampir full-lah setiap hari sampai akhir tahun 2024,” ujarnya.
Aufar memaparkan, lokasi yang strategis menjadi alasan kenapa hotel Janevalla banyak dikunjungi. Selain itu juga, highlight 24 jam yang contemporary menajdi alasan lainnya banyak pengujung yang tertarik untuk stay di Janevalla Bandung.
“Sementara, kalau untuk wisatawannya sendiri mostly itu dari luar Bandung, banyaknya sih didominasi sama Jabodetabek, terutama Jakarta. Selain itu, tidak sedikit pengunjung yang datang karena ingin nyobain suasana baru dengan konsep hotel yang beda daripada hotel-hotel pada umumnya,” beber Aufar.
Untuk kapasitas hotel, lanjutnya, total memiliki 119 kamar yang terdiri dari kamar superior, deluxe, dan grand deluxe. “Konsep hotelnya sendiri kami mengangkat Kota Bandung, seperti untuk pemilihan nama Janevalla artinya ‘Selamat Datang’ diambil dari bahasa Sunda buhun, begitu juga untuk konsep bangunan yang berliuk itu merupakan salah satu gerakan dari Tari Jaipongan. Konsep bangunan juga menjadi daya tarik tersendiri,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PHRI Jawa Barat Dodi Ahmad Sofiandi mengatakan, okupansi hotel di Jawa Barat tidak jauh sekitar 50 persen seperti untuk daerah Bogor, Pantura Cirebon dan Bekasi. Artinya, capaian Janevalla Bandung termasuk tinggi karena mencapai 80% up.
“Nah, tahun baru ini berbeda dengan tahun sebelumnya, yang reservasi sampai sekarang itu baru 55 persen.
Sedangkan tahun lalu sampai tanggal 20an itu mencapai 70 persen. Nah, sekarang ada penurunan, kemudian diperkirakan sampai 70 persenan,” ujarnya.
Diakuinya, penurunan terjadi karena salah satunya daya beli masyarakat sudah berkurang. Apalagi, lanjutnya, ada orang-orang kelas menengah ke bawah itu sekarang banyak menggunakan tabungan.
“Ditambah lagi sekarang banyak PHK di perusahaan-perusahaan. Kemudian yang menjadi utama itu adalah pemotongan pajak, pemotongan perjalanan dinas bulan Desember 50%,” tandasnya.**