BANDUNG INSPIRA – Mulai tahun 2025, Terminal Cicaheum akan dinonaktifkan dan dialih fungsikan sebagai DPO Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya oleh Kementerian Perhubungan.
Seluruh layanan bus, baik Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) akan dialihkan menuju terminal tipe 1A Leuwipanjang.
Wacana pemberhentian operasional Terminal Cicaheum ini sebenarnya telah lama berhembus, salah satunya pernah digulirkan oleh Ridwan Kamil ketika menjabat sebagai walikota Bandung periode 2013-2018.
PLH Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Asep Kuswara mengatakan bahwa saat ini pembangunan Terminal Cicaheum sebagai depo BRT masih dalam tahap kajian Kementerian Perhubungan. Jika kajian tersebut telah selesai, baru nantinya akan dilakukan pemindahan layanan bus dari Terminal Cicaheum menuju Terminal Tipe 1A Leuwipanjang.
“Angkutan kota tetap di sana (Terminal Cicaheum), yang pindah hanya bus saja, bus tipe A yang melayani kearah timur. Sekarang itu kan lagi dilaksanakan perencanaan pembangunan Terminal Cicaheum sebagai lokasi depo BRT. Saat ini masih dilaksanakan kajian oleh DED BRT Bandung Raya. Dalam rencananya, Terminal Cicaheum nantinya hanya akan melayani pelayanan angkutan dalam kota atau PPC,” jelasnya Asep Kuswara.
Di sisi lain, Pejabat Walikota Bandung, Bambang Tirtoyuliono memastikan bahwa alih fungsi Terminal Cicaheum menjadi depo Bus Rapid Transit (BRT) mampu memecah permasalahan kemacetan di wilayah Kota Bandung.
“BRT (Bus Rapid Transit) ini penting dan dibutuhkan karena banyaknya macet di Kota Bandung. Sudah mulai banyak kunjungan dari luar Kota Bandung ke dalam Kota Bandung, atau bahkan berlebih. Ekonomi memang berputar, tetapi ada dampak lainnya, satu diantaranya kemacetan. Ini PR kita untuk kedepannya, bagaimana cara mengurai kemacetan. BRT ini adalah salah satu solusi untuk mengurai kemacetan,” ungkapnya. (Raihani)**