
Koperasi Pondok Pesantren Didorong Jadi Bagian Ekosistem Kopdes Merah Putih
JAKARTA INSPIRA – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mendorong Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) yang sudah maju dan sukses menjadi sekunder bagi langkah bisnis Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih ke depan.
Ferry menyampaikan hal tersebut pada acara Haflah Akhirussanah ke-75 Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini yang dihadiri Ketua Yayasan Miftahul Ulum Al-Yasini Jainudin, Pasuruan, Jawa Timur.
“Harapannya, Kopontren ke depan bisa menjadi koperasi yang bagus dan bisa menjadi tempat bagi keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih,” kata Ferry seperti dikutip dari InfoPublik, Selasa (24/6/2025).
Konkretnya, kata Ferry, Kopontren menjadi semacam sekundernya, menjadi Distribution Center, penyedia aplikasi, hingga penguatan investasi di Kopdes/Kel Merah Putih. Ini bisa menjadi bagian dari ekosistem yang dibangun Kopontren.
Terlebih lagi, Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih berkeinginan untuk membangun ekosistem antara Kopontren yang sudah sukses dengan Kopdes/Kel Merah Putih.
Karena itu, Ferry mendorong Kopontren Al-Yasini yang sudah memiliki banyak embrio kegiatan usaha ini menjadi koperasi yang lebih modern, lebih besar asetnya, hingga lebih banyak kegiatan usahanya.
“Salah satunya adalah membantu salah satu unit kegiatan bisnis di bidang pengelolaan sampah. Kita akan membantu penyediaan peralatan pengelolaan sampah yang nanti bisa hasilnya digunakan untuk keperluan komersial,” kata Ferry.
Ia juga berharap Kopontren-Kopontren lain yang sudah profesional dan telah terbukti sukses, bersedia menjadi Kakak Asuh untuk membimbing, mendidik, melatih pengelola, pengurus dari Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang ada di Pasuruan dan sekitarnya.
Bagi Wamenkop, santri bukan hanya sebagai penjaga akidah, tetapi juga penggerak ekonomi umat, menciptakan peluang, membuka usaha, hingga mengembangkan ekonomi berbasis nilai-nilai Islam.
“Kita menginginkan santri sebagai pelaku dan pencipta solusi, termasuk dalam bidang ekonomi, baik kewirausahaan, koperasi santri, pertanian moderen, atau teknologi halal,” kata Ferry Juliantono.
Ia yakin para santri mampu menciptakan lapangan kerja, mengelola usaha, dan berdiri di atas kaki sendiri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan perkoperasian.
Pasalnya, Koperasi adalah model ekonomi masa depan yang bisa diadopsi oleh semua sektor termasuk koperasi santri, yang dapat menjadi tempat santri berwirausaha dan mendorong jiwa kemandirian dengan semangat gotong royong.
“Kemenkop siap untuk mendampingi pendirian dan penguatan koperasi santri dan jika dibutuhkan dapat menjalin kerja sama dengan yayasan dan pesantren,” ujar Wamenkop Ferry. (Tim Berita Inspira)**