BANDUNG INSPIRA – Komunitas Warga Kota Bandung yang terdiri dari berbagai unsur mendeklarasikan dukungan kepada Sonny Salimi untuk menjadi Wali Kota Bandung 2024-2029. Sonny yang merupakan putra asli daerah menjadi alasan terkuat komunitas tersebut menentukan arah politiknya.
“Bahwa hari ini anggota kami dan teman-teman semua dari seni budaya, mendeklarasikan untuk Bapak Sonny Salimi sebagai Wali Kota Bandung periode 2024-2029. Semoga bapak menjadi walikota yang tidak tuli dan buta dapat memperhatikan kami sebagai pelaku seni budaya di Kota Bandung,” ujar Heru Prayogo selaku Ketua Libra Lintas Braga, usai deklarasi di kawasan Jalan Kemuning, Kota Bandung, Kamis (08/08/2024)
Heru menuturkan, komunitas tersebut terdiri dari para seniman, budayawan, lingkungan, mahasiswa serta para pemuda-pemudi di Kota Bandung, yamg menginginkan sosok pemimpin yang mengetahui seluk beluk Ibu Kota Jawa Barat tersebut.
“Beliau adalah putra daerah yang harus tahu karakteristik tentang Kota Bandung, seluk beluk Kota Bandung, ketimpangan Kota Bandung, ketimpangan seni budaya di Kota Bandung yang empat tahun terakhir ini stuck buat seni budaya. Baik untuk eksebisinya, baik untuk ekonomi, baik untuk perdagangannya,” beber Heru.
Heru mengaku, kegelisahan para seniman dan budayawan saat ini semakin memuncak, karena mereka merasa tidak memiliki wadah baik untuk mengadu atau pun menyampaikan aspirasi secara langsung. Kehadiran Sonny pun jika terpilih menjadi walikota, diharapkan mampu menyerap aspirasi serta mencari solusi kegelisahan seniman dan budayawan yang kini semakin tersingkir.
“Yang jelas saya mengatakan bahwa wajah Kota Bandung saat-saat sekarang ini memprihatinkan terutama di sektor seni budaya lukisan,” sahutnya.
Keputusan deklarasi tersebut diakui Heru tidak semata-mata disuarakan. Sebelumnya, Komunitas Warga Kota Bandung telah berembug untuk berdiskusi terkait sosok pemimpin yang diharapkan dan didukung pada Pilkada Kota Bandung 2024 ini.
“Kami sebelumnya telah berdiskusi, sosok pemimpin seperti apa yang kami harapkan? Tentu ini tidak secara spontan, kami serap dan tampung aspirasi serta keingingan agar menjadi perhatian calon yang akan memimpin Kota Bandung,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemerhati Sosial Politik Muhammad Farid mengatakan, berbagai persoalan yang hadapi, seperti lingkungan, akses tranportasi, seni dan budaya masih menjadi isu utama di Kota Bandung. Keresahan tersebut yang akhirnya diungkapkan Komunitas Warga Kota Bandung untuk mendorong Sonny Salimi karena dinilai memumpuni dengan latar belakang sebagai profesional.
“Banyak sekali, seperti persoalan sampah yang tak kunjung usai, adalagi ruas jalan yang tidak sesuai dengan kapasitas penduduk ini menjadi persoalan pelik yang belum pernah terselesaikan hingga saat ini,” kata Farid.
Diakui Farid, di tengah persoalan yang mencuat, tak bisa memungkiri saat ini bandung hidup dengan beragam kreatifitasnya, sehingga layak dinobatkan sebagai kota seniman. Maka, menurut Farid, peluang tersebut harus ditangkap sebagai potensin oleh pemimpin Bandung selanjutnya.
Bandung ini kota seniman, kalo pemimpinnya tanggap bisa memberikan soft power politik dari potensi yang dimiliki warganya, contohnya seperti Drama Korea bagaimana mereka bisa berintegrasi untuk memunculkan brand yang jadi produksi dalam negeri,” tandas Farid.
Disisi lain, Fungsionaris BEM REMA UPI, Muhammad Iqbal menuturkan, Kota Bandung saat ini memerlukan pembenahan tata ruang yang harus diperbaiki. Sebagai warga yang lahir dan besar di Bandung, saat ini kota berjuluk Paris Van Java tersebut kian semrawut di sejumlah ruas jalan.
“Contohnya seperti jalan Dipatiukur yang kian hari semakin semrawut dan padat sehingga menimbulkan kemacetan di sejumlah titik. Terus duang kreatifitasnya harus lah ada untuk menyalurkan kreatifitas dan kolaborasi antar generasi muda khususnya, harus berfungsi sesuai dengan tujuannya,” ucap Iqbal. (Bambang/Raihani)**